Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lifelong learner, Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan.

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pramuka Tak Sekadar Tepuk Tangan dan Bernyanyi

10 Oktober 2018   19:30 Diperbarui: 10 Oktober 2018   19:38 831
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Api unggun (dok.pri)

Bencana alam gempa bumi, tsunami dan fenomena likuifaksi yang terjadi di Sulawesi Tengah tak pelak meluluh lantakkan semua yang ada di sekitarnya. Beberapa kota penting seperti Palu, Donggala dan Sigi menjadi rusak berat karenanya. 

Bila ditaksir entah berapa besar kerugian yang dialami akibat hancurnya pemukiman warga dan berbagai infrastruktur yang ada. Belum lagi jatuhnya korban jiwa yang sementara ini sudah lebih dari dua ribu orang.

Pemerintah dengan segala daya dan upayanya telah berusaha mengirimkan bantuan dalam jumlah yang sangat besar mengingat bencana yang ditimbulkan gempa bermagnitudo 7,4 itu begitu dahsyatnya. 

Bencana alam di Sulawesi Tengah mengundang simpati puluhan negara di dunia termasuk negara tetangga kita. 

Tercatat ada sekitar 25 negara asing yang telah memberikan dukungan berupa bantuan makanan, pesawat angkut, obat-obatan, tenaga medis dan berbagai bentuk bantuan lainnya.

Berbagai elemen telah dikerahkan mulai dari Basarnas, TNI-Polri, tim SAR gabungan, tim kesehatan, PMI dan tak ketinggalan kwartir nasional (kwarnas) gerakan pramuka. 

Pramuka tidak sekedar tepuk tangan dan bernyanyi 

Berbicara mengenai peran serta (keterlibatan) gerakan pramuka dalam membantu mengatasi dampak bencana di Sulawesi Tengah, mengingatkan saya sewaktu mengikuti kegiatan kepramukaan saat duduk di bangku Sekolah Dasar (SD).

Dalam sebuah kesempatan, kakak pembina saya kala itu memberikan arahan kalau banyak sekali manfaat yang kita dapatkan dengan mengikuti kegiatan kepramukaan.

Sepintas yang diajarkan di kepramukaan (level siaga) mungkin masih berkisar pada tepuk tangan, bernyanyi, pendidikan baris berbaris, pemahaman sandi morse dan sandi rumput, membaca makna bendera smafore, berkemah, jeritan tengah malam dan masih banyak lagi kegiatan kepramukaan yang pada intinya identik dengan bermain.

Kegiatan-kegiatan di level dasar (siaga) seperti berkemah, menghidupkan api unggun lalu tepuk tangan dan bernyanyi pastinya sangat menyenangkan. Kegiatan inipun masih relevan dan tak jarang dilakukan oleh anggota yang berada di level pramuka penggalang, penegak bahkan pandega (pembina) sekalipun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun