Mungkin karena letaknya yang saling berdekatan sehingga beberapa kuliner khas beberapa daerah seperti Surabaya, Sidoarjo dan Gresik bisa kita temukan di ketiga kota tadi.
Sebagai contoh Nasi Krawu yang merupakan kuliner khas Kota Gresik tak jarang juga saya temukan saat bepergian ke Surabaya atau Sidoarjo. Sementara itu lontong balap dan rujak cingur yang merupakan makanan khas warga Surabaya juga dengan mudah saya temukan di Sidoarjo dan Gresik.
Demikian pula dengan makanan khas yang berupa lontong nasi dipadu olahan kerang kupang (moluska laut) yang oleh masyarakat Sidoarjo dan Surabaya disebut lontong kupang itu ternyata juga banyak saya temukan di Gresik.
Seminggu lalu, saat kami bertandang ke rumah keponakan yang ada di kawasan Pongangan, Manyar-Gresik, kebetulan Minggu pagi itu kami memang berniat jalan-jalan melihat kawasan perumahan sambil mencari makanan untuk sarapan pagi.
Setelah mencari-cari nggak ketemu apa yang cocok untuk sarapan pagi, kamipun mencoba keluar kompleks perumahan.Â
Pikir saya, biasanya pada hari Minggu pagi itu banyak kita temukan orang berjualan di jalan utama kompleks perumahan atau para pedagang kaki lima memajang lapak dagangannya di pinggir jalan besar.Â
Ternyata kawasan itu masih terlihat sepi, belum terlihat seorang penjual makanan mangkal, padahal suasana pagi sudah beranjak terang.Â
Wah..kebetulan sekali gumam saya dalam hati. Sudah lama saya tidak merasakan sensasi kuliner lontong balap yang unik itu.
Saya sendiri juga kaget, lontong balap yang dikukuhkan (entah oleh siapa he..he..) sebagai makanan kebesaran warga Surabaya itu ternyata bisa ditemukan di sebuah perkampungan yang ada di tengah Kota Gresik.
Tanpa banyak pertimbangan sayapun memesan 6 bungkus untuk anak, istri dan para keponakan kami.