Sebentar lagi kita umat Islam akan merayakan hari kemenangan setelah sebulan lamanya menunaikan ibadah puasa Ramadan.Â
Semua keluarga di Indonesia hampir bisa dipastikan menyiapkan diri sesuai dengan cara dan kemampuannya masing-masing untuk menyambut datangnya hari yang fitri itu.
Merayakan Idul Fitri 1 Syawal atau berlebaran merupakan tradisi yang mungkin tak akan pernah lekang oleh zaman.Â
Berlebaran identik dengan pakaian baru, kue-kue, makanan dan minuman spesial serta apa saja untuk merayakan hari kemenangan umat Islam itu.
Sebagian dari kita pasti pernah menerima bingkisan atau hadiah di hari kemenangan itu, mungkin pemberian dari anak, suami atau istri, orang tua, saudara, rekan kerja atau siapa saja.Â
Hadiah yang mungkin dari sisi harga dianggap kurang bernilai namun mengandung makna yang dalam, sehingga hadiah lebaran itu kita anggap begitu mengesankan.
Hadiah lebaran yang kita terima itu bermacam-macam bentuknya, mulai dari kue, parsel lebaran, uang, peralatan (perkakas / perabot) rumah tangga, kendaraan, rumah atau apa saja terserah yang memberikan.
Interpretasi Hadiah Lebaran
Setiap orang pasti punya interpretasi (pemberian kesan /pendapat, red) sendiri-sendiri mengenai hadiah lebaran yang diterimanya.Â
Sebuah hadiah lebaran berupa barang X menurut Si A dianggap berkesan namun barang X tadi belum tentu menurut Si B juga dianggap berkesan.
Si A misalnya, menerima hadiah lebaran berupa sebuah rumah dari perusahaannya. Si A bisa saja menganggap hadiah rumah yang oleh orang lain itu dianggap wah dan sangat mengesankan tapi menurutnya justru kurang mengesankan alias biasa-biasa saja.