Namun bagi mereka yang bekerja ikut perusahaan swasta atau pemerintah harus benar-benar menahan diri. Tidur dengan seenaknya, apalagi saat jam-jam sibuk kerja tentu akan mengundang rasa cemburu rekan kerja lainnya bahkan sang boss pun akan menegurnya.
Mungkin saat jam istirahat siang itu (12.00 -- 13.00) seseorang bisa merebahkan badannya (tidur) sejenak (Jawa = ngleset) untuk memulihkan stamina yang loyo akibat berpuasa.Â
Tidur sejenak di siang hari disaat seseorang sedang ihlas menunaikan ibadah puasa merupakan aktivitas yang bukan saja bermanfaat tapi juga berpahala.Â
Barangkali hanya dengan tidur sajalah badan dan pikiran akan menjadi fresh kembali. Itu berguna untuk menjalani aktivitas ibadah berikutnya termasuk mengerjakan sholat isyak dan sholat malam lainnya.
Tidur malam juga jangan terlalu larut sebab jika terlalu malam baru tidur dikhawatirkan sahurnya akan terlambat dan akhirnya tak bisa beribadah lainnya.
Setelah nawaitu (niat) dalam hati pada malam harinya untuk menjalankan puasa di esok harinya, meski demikian seseorang juga harus menjaga stamina badannya agar ibadah puasanya berjalan lancar.Â
Mengatur Pola Makan dan Rajin Jalan PagiÂ
Makanan merupakan masalah yang berkaitan erat dengan stamina seseorang yang menjalankan puasa. Setidaknya pada saat sahur mengonsumsi bahan-bahan makanan yang memenuhi syarat kesehatan sangat dianjurkan.
Makanan tidak sekedar membuat perut kenyang karena cukup mengandung zat tepung (karbohidrat), lemak dan protein (unsur makro) tapi juga harus proporsional (berimbang) karena di dalam makanan yang dikonsumsi tadi juga cukup mengandung vitamin dan mineral (unsur mikro).