Apa benar sih gaya (style) hanya milik kaum muda. Kalau memperhatikan kalimat "yang muda yang bergaya", tampaknya memang tak berlebihan kalau gaya itu menjadi dominasi anak muda. Sehingga sah-sah saja bila sebagian orang mengatakan kalau usia muda (kaum muda) itu identik dengan bergaya. Namun anak muda zaman now tentu berbeda dengan gaya pemuda-pemudi tempo dulu. Kesan materialistis sepertinya tak bisa lepas dari gaya hidup anak muda sekarang. Pergi ke kampus, belanja atau sekedar bermain ke rumah teman merasa nggak percaya diri kalau tidak pamer motor kekinian nan keren. Untuk menjawab keinginan masyarakat Indonesia (sebut saja konsumen) khususnya dari kalangan kaum mudanya itu maka hadirlah Yamaha Mio S 125 CC.
Mesin Handal Lengkap dengan Berbagai Fitur Canggih
Performa mesin yang bekerja maksimal itu terlihat dari teknologi yang diaplikasikan, dalam hal ini Yamaha Mio S 125 CC menerapkan sistem Single Over Head Camshaft (SOHC). Mesin berteknologi SOHC menggunakan 1 camshaft (noken as) yang terletak di tengah kepala silinder (head cylinder). Pada teknologi ini mesin terdiri dari 2 katup (klep / valve) saja. Satu katup bertugas sebagai intake bahan bakar sedangkan katup satunya lagi bertugas mengatur pembuangan gas (exhaust). Karena mesin terdiri dari 2 klep berarti perlu 2 rocker arm pada proses pengaturan buka-tutup klep yang terhubung langsung dengan camshaft.Â
Teknologi SOHC memungkinkan mesin bekerja lebih ringan karena hanya menggunakan satu camshaft. Torque (baca torsi) akan bekerja maksimal pada kecepatan rendah, lebih efisien dalam pemakaian bahan bakar dan biaya perawatan mesin tentunya akan lebih ringan. Mereka yang kesehariannya menginginkan kendaraan roda dua yang keren dan Mio S irit bahan bakar maka tak salah lagi, Yamaha Mio S 125 CC lah yang jadi pilihannya.
Prinsip kerja mesin yang terpasang pada Yamaha Mio S 125 CC menggunakan sistem kerja 4 tak (4 langkah) atau istilah asingnya four stroke, langkah pertama adalah proses pengisapan bahan bakar, langkah kedua proses kompresi udara dan bahan bakar dalam ruang bakar dengan penyalaan busi, langkah ketiga dihasilkan tenaga setelah piston terdorong dan langkah terakhir (ke-4) pembuangan sisa pembakaran melalui katup pembuangan. Mesin 4 langkah lebih kuat dan tahan panas, lebih irit dalam pemakaian bahan bakar dan lebih ramah lingkungan karena emisi gas buangan (asap) bisa ditekan seminimal mungkin.
Suspensi teleskopik sangat cocok untuk jalan atau medan yang tidak rata, terjal atau jalan bergelombang di kawasan perbukitan. Selain itu, suspensi jenis ini dilengkapi peredam yang lentur dan lembut sehingga berkendara tetap terasa nyaman meski membawa orang / barang dengan berat berlebih. Roda belakangnya menggunakan suspensi dengan tipe unit swing dimana mesin Mio S itu sendiri yang bereaksi seperti lengan yang berayun.
Sedangkan roda belakang Yamaha Mio S 125 CC menggunakan sistem tromol (drum brake) yang lebih fleksibel. Tipe tromol akan efektif bila pengereman dilakukan secara perlahan, namun harus tetap dijaga laju kendaraan karena jenis rem ini akan menjadi kurang pakem saat tromol (kampas rem) terkena air atau tergenang banjir.