Memanfaatkan sebagian halaman rumah untuk berkebun atau beternak merupakan kegiatan positif, inspiratif sekaligus rekreatif yang kini mulai banyak dilakukan orang. Beternak ikan misalnya, apapun jenis ikan yang hendak dipelihara meski dalam skala kecil sekalipun bukanlah sebuah keisengan belaka melainkan sebagai salah satu cara mengisi waktu luang yang bisa saja mendatangkan keuntungan atau manfaat lainnya.
Beternak ikan, khususnya ikan lele sepertinya paling banyak dilakukan orang. Cara beternak ikan lele sangatlah mudah, tidak memerlukan perhatian dan perawatan khusus yang memberatkan serta tidak banyak menyita waktu kita. Selain itu nilai gizinya cukup tinggi dan secara ekonomi-bisnis ikan yang istilah asingnya "cat fish" itu cukup menjanjikan.
Untuk membuat kolam semen memang dibutuhkan biaya lebih besar namun hasilnya lebih awet karena bisa digunakan untuk jangka waktu yang lama. Dengan kolam semen memungkinkan untuk tumbuh dan berkembangnya lumut di dinding kolam atau mikroflora lainnya yang berfungsi sebagai bahan makanan (tambahan) bagi ikan lele itu sendiri.
Soal jenis kolam yang akan dibuat, itu tergantung selera dan hal itu disesuaikan dengan ketersediaan budget serta luasnya halaman yang ada. Secara pribadi saya lebih cenderung membuat kolam dari bangunan semen.
Di halaman rumah yang tak begitu luas itu, saya mencoba beternak ikan lele. Meski saya bukan tukang bangunan namun kalau sekedar membuat kolam semen apa sih susahnya. Simsalabim jadilah susunan batu bata berplester semen dengan ukuran  3,2 m X 2 m X 1 m.
Bagian dasar kolam semen dibuatkan lubang (stop kran) pembuangan air yang fungsinya untuk menguras air kolam saat panen. Bagian atas, kira-kira 30 cm dari bibir kolam juga dibuatkan 1 lubang kontrol agar air tidak sampai meluap. Sekedar untuk diketahui, kolam yang saya buat ini cukup mengandalkan cucuran air hujan dari lantai atas rumah kami sehingga lebih hemat biaya. Â
Aturannya nih untuk kolam berukuran 2 X 3 meter persegi (tinggi 65 cm) cocoknya diisi bibit lele sebanyak 300 - 400 ekor atau paling banyak 500 ekor. Tinggi kolam saya tingkatkan hingga 1 meter dengan harapan agar kolam bisa diisi bibit lele lebih banyak lagi, misalnya 800 atau 1000 ekor.
Jumlah bibit lele yang dibudidayakan hendaknya disesuaikan dengan besarnya kolam, hal itu penting mengingat ikan lele ini mempunyai karakter suka memangsa sesama lele atau istilah populernya predatorisme kali ya, selain itu untuk menghindari kompetisi makanan atau kebutuhan lain yang diperlukan untuk tumbuh-kembang lele hingga siap dipanen.
Beberapa kali saya mencoba membeli bibit lele di mal ikan (hias) Gunungsari Surabaya. Sistemnya, bibit lele yang akan dibeli itu sudah ditempatkan di dalam kantung-kantung plastik yang sudah terisi oksigen. Pembeli tidak tahu persis seberapa besar kualitas bibit lele tadi, kalau terlalu lama berada dalam kantung plastik bukan tidak mungkin menyebabkan sebagian bibit lele akan teler karena kekurangan oksigen dan ruang gerak yang sempit.
Beberapa tahun terakhir saya mulai mencoba lagi dengan membeli bibit lele di kawasan Krian Sidoarjo, pada seorang pedagang yang memang memiliki kolam pembibitan di rumahnya. Bibit lele yang ditempatkan di kolam khusus akan terlihat lebih sehat dan lincah geraknya. Harga bibit lele perekornya sesuai dengan ukuran panjang ikan. Yang paling murah Rp. 60,- perekor dengan panjang 2 sentimeter.