Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lifelong learner, Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan.

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mengagumi Arsitektur Masjid Kemayoran Surabaya

1 Februari 2017   00:07 Diperbarui: 1 Februari 2017   00:08 1245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjid Kemayoran tampak dari kantor DPRD Jatim (dok.pri)

Seperti halnya makanan, minuman atau panorama alam, gaya arsitektur sebuah bangunan juga bisa dinikmati kok. Kalau makanan dan minuman bisa dinikmati dengan menggunakan indera perasa (lidah) atau mulut kita. Sementara indera penglihatan (mata) kita boleh jadi akan menjadi manja setelah menyaksikan pemandangan alam yang memesona termasuk juga gedung tua berarsitektur menawan.

Berbicara soal bangunan tua, Surabaya juga tempatnya lho bro n sis setelah Jakarta dan kota-kota besar lainnya. Kabarnya ada banyak gedung tua warisan Kolonial Belanda tersebar di kawasan Jalan Rajawali, Pahlawan, Karet. Sebagian lagi berada di kawasan Jalan Raya Darmo.

Belum banyak yang saya tahu mengenai gedung-gedung tua bersejarah yang ada di Surabaya. Masjid Kemayoran misalnya, berulang kali datang ke Surabaya lha kok baru kemarin saya tergerak hati untuk melihat lebih dekat masjid yang terletak di kawasan Indrapura-Krembangan, Surabaya itu.

Bagian pengimaman ini katanya masih seperti aslinya (dok.pri)
Bagian pengimaman ini katanya masih seperti aslinya (dok.pri)
Pilar-pilar kokoh dengan ornamen cantik (dok.pri)
Pilar-pilar kokoh dengan ornamen cantik (dok.pri)
Menurut catatan sejarah, Masjid Kemayoran sudah ada sejak tahun 1772 - 1776. Berulang kali mengalami renovasi hingga bangunannya menjadi seperti sekarang ini. Pada kurun waktu antara tahun 1786 sampai 1869 seorang arsitek berkebangsaan Belanda bernama Van Willem Bartolomeus War De Nar berperan penting pada pembangunan masjid ini. Ceritanya nih, dinamakan Kemayoran karena lokasi bangunan masjid berada di lahan milik seorang tentara Belanda berpangkat mayor.

Masjid Kemayoran sebelumnya berlokasi di kawasan Tugu Pahlawan yang kala itu bernama Suropringgo. Setelah terjadi konfrontasi dengan pemerintah Belanda hingga mengakibatkan gugurnya pejuang muslim bernama Kyai Badrun akhirnya Belanda setuju kalau lokasi masjid dipindahkan ke lahan milik serdadu Belanda berpangkat mayor. Di kemudian hari masyarakat sekitar memberi nama lokasi itu dengan sebutan Kemayoran. Masjid Kemayoran semakin dikenal masyarakat luas karena di area masjid ini juga dibangun sekolah dibawah pengelolaan Yayasan Ta’miriyah Surabaya, mulai dari tingkat Taman Kanak-kanak (TK) hingga Sekolah Menengah Atas (SMU).

Dari kejauhan memang terlihat tak ubahnya masjid biasa. Begitu Anda menuju gerbang depan hingga masuk ke dalam masjid maka akan tahu bahwa masjid ini benar-benar besar. Salah seorang jamaah berusia tua yang mengaku banyak tahu sejarah masjid ini mengatakan bahwa gaya arsitektur bagian pengimaman (mihrab) masih dipertahankan hingga sekarang.

Dalam masjid juga ada prasasti bertuliskan Jawa (dok.pri)
Dalam masjid juga ada prasasti bertuliskan Jawa (dok.pri)
Gerbang masuk Masjid Kemayoran Surabaya (dok.pri)
Gerbang masuk Masjid Kemayoran Surabaya (dok.pri)
Pilar-pilar masjid di dalam ruang utama tampak kokoh dan keren ornamennya. Taman bunga dan bagian ruangan lain juga terpelihara dengan sangat baik sehingga memesona siapa saja yang memandangnya. Dari lantai atas bangunan baru (kantor masjid) tampak hiruk-pikuknya lalu lintas Jalan Indrapura.

Sebelum meletusnya peristiwa heroik 10 November 1945, gedung Masjid Kemayoran sempat dijadikan tempat melucuti berbagai senjata milik Arek-arek Suroboyo sebagai akibat seruan Jenderal Mansergh yang saat itu memegang tampuk pimpinan kepala pasukan sekutu di Surabaya.

Pemerintah Kota Surabaya mencanangkan Masjid Kemayoran sebagai salah satu di antara ratusan bangunan cagar budaya yang dilindungi undang-undang, sesuai Surat Keputusan Walikota Surabaya no. 188.45/251/402.1.04/1996.

Untuk bisa sampai ke lokasi Masjid Kemayoran cukup mudah karena letak masjid ini persis di depan kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jawa Timur di Jalan Indrapura Surabaya. Menggunakan angkutan umum juga gampang, bila berangkat dari Terminal Joyoboyo cukup dengan naik bemo lyn D (warna hijau muda) jurusan Tugu Pahlawan Surabaya. Atau bisa juga dari Terminal Purabaya – Bungurasih, Sidoarjo dengan naik bus kota dengan jurusan Tugu Pahlawan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun