Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lifelong learner, Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan.

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Verbena brasiliensis, Si Cantik dari Lereng Semeru

5 Januari 2017   21:16 Diperbarui: 7 Januari 2017   13:52 2372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Verbena brasiliensis (dok.pri)

Seperti halnya Gunung Bromo dengan banyak sudut cantik yang memukau sekaligus menjadi magnet wisatawan dunia, maka Gunung Semeru pun juga demikian. Gunung Semeru bukan hanya garang karena yang tertinggi di Pulau Jawa melainkan juga memesona para pendaki yang bertandang ke sana.

Sebelum sampai di basecamp Kalimati bahkan di puncak Mahameru, para pendaki biasanya memilih untuk bermalam di basecamp Ranu Kumbolo. Belum puas dengan danau yang airnya masih dikeramatkan oleh sebagian orang, para pendaki bisa melanjutkan penjelajahan menuju padang (savana) semak yang sangat populer dengan sebutan Oro-oro Ombo.

Cukup dengan hanya berjalan menaiki bukit sejauh 500 meteran dari basecamp Ranu Kumbolo maka para pendaki sudah bisa menyaksikan sebuah padang yang penuh tumbuhan semak. Saat berada di atas bukit, savana terlihat begitu indah. Sayang kalau tidak menuruni bukit dan melihat lebih dekat seperti apa tumbuhan yang mendominasi savana Oro-oro Ombo itu.

Menurut seorang petugas (relawan) dari Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) saat briefing di Pos Ranu Pane, tumbuhan semak yang hidup di tengah padang Oro-oro Ombo itu bernama Verbena brasiliensis. Tumbuhan dengan bunga berwarna ungu itu menjadi favorit para petualang saat mereka menjelajah Gunung Semeru.

Lebih lanjut petugas TNBTS tadi menjelaskan bahwa Verbena brasiliensis sebenarnya merupakan tumbuhan parasit yang harus diwaspadai, pasalnya sang tumbuhan semak dengan bunga berwarna ungu yang sepintas mirip bunga lavender itu ternyata sanggup membinasakan tumbuhan lain yang hidup di dekatnya. Sistem perakarannya sangat kuat dalam menyerap air (termasuk zat hara) sehingga dengan mudah memenangkan persaingan hidup dengan tumbuhan lain di dekatnya.

Pengelola TNBTS mengijinkan para pendaki Gunung Semeru untuk menikmati kecantikan savana yang penuh dengan Verbena brasiliensis itu bahkan mereka diperkenankan untuk memetiknya. Berfotoria di antara tumbuhan Verbena seolah menjadi hal wajib saat memasuki area savana Oro-oro Ombo. Namun mereka tidak diperkenankan meletakkan bunga parasit itu di sembarang tempat dalam lingkungan TNBTS karena dikhawatirkan tumbuhan itu akan dengan mudah tumbuh dan berkembang melalui bijinya.

Tak jarang para pendaki Semeru memanfaatkan momen indah saat berada di tengah-tengah savana Oro-oro Ombo dengan berfoto ria menggunakan rangkaian bunga Verbena. Mereka dengan leluasa berfotoria dengan sang pacar atau sekedar bercanda-ria dengan teman sesama pendaki.

Upaya pengelola TNBTS untuk mencegah penyebaran Verbena keluar dari lingkungan savana Oro-oro Ombo dipandang sebagai tindakan yang tepat mengingat tumbuhan ini sedemikian berbahayanya bagi tumbuhan lain di sekitarnya. Dengan begitu Verbena seolah menjadi ciri khas savana Oro-oro Ombo karena memang di sanalah habitatnya.

Sebagai tumbuhan parasit, Verbena ternyata mendapat tempat khusus di hati para pecinta alam. Kalau petugas TNBTS mengijinkan para pendaki untuk memetiknya maka sekelompok orang yang tergabung dalam organisasi kepecinta-alaman (lingkungan) malah mengecam pemetikan atas bunga cantik penghuni lereng Semeru itu karena pemetikan apalagi hanya untuk keisengan berfoto-ria semata dipandang sebagai tindakan merusak alam. Kalian ikut pendapat yang mana?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun