Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lifelong learner, Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan.

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Kereta Ekonomi Kini Lebih Nyaman!

8 Maret 2016   18:25 Diperbarui: 9 Maret 2016   02:43 1642
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Mencetak tiket"][/caption]Alat transportasi berupa kereta api apapun itu kelasnya sementara ini masih menjadi favorit banyak orang. Selain karena aman juga nyaman serta sampai ke tempat tujuan tepat waktu. Dulu kereta api kelas ekonomi identik dengan suasana gerah akibat jumlah penumpang yang terlalu banyak, yang melebihi kapasitas tempat duduk. Sirkulasi udara yang hanya mengandalkan “angin brobos” dan bukannya “air conditioner” (AC) seperti kereta saat ini.

Toilet dengan bau pesing dan tentunya pedagang makanan yang lalu-lalang dalam gerbong kereta. Tempat duduk (bangku) kereta ala kadarnya, penerangan (lampu) dalam gerbong terkadang mati. Jendela KA kadang juga rusak sehingga angin yang masuk terlalu besar membuat badan sakit masuk angin.

Jaman sudah berubah, beberapa tahun belakangan ini PT. Kereta Api Indonesia (KAI) khususnya Daerah Operasi (Daop) 8 Surabaya telah melakukan gebrakan baru. Saya melihat sendiri terobosan baru itu di Stasiun KA Pasar Turi Surabaya. Kini para calon penumpang KA yang hendak melakukan perjalanan ke luar kota baik dalam dan luar provinsi harus memesan tiket terlebih dulu.

[caption caption="Tiket yang tercetak"]

[/caption]

Pada rute perjalanan populer Surabaya-Jakarta, di hari-hari biasa saja tiket harus sudah dipesan sebulan sebelum tanggal pemberangkatan KA. Apalagi di musim liburan panjang atau hari raya maka biasanya tiket harus sudah dipesan setidaknya tiga atau empat bulan sebelum tanggal keberangkatan.

Para calon penumpang bisa memesan tiket dengan datang langsung ke stasiun atau secara online. Pemesanan tiket KA juga bisa dilakukan lewat Alfamart. Calon penumpang yang telah memesan tiket secara online itu kini bisa mencetak sendiri melalui mesin cetak yang telah disediakan pihak stasiun. Teknologi mencetak tiket secara mandiri melalui mesin khusus itu dinamakan Cetak Tiket Mandiri (CTM) atau istilah asingnya self printing machine.

Calon penumpang KA dengan mudah memasukkan kode booking (pemesanan) pada mesin cetak yang ada, beberapa saat kemudian mesin mengeluarkan tiket resmi. Pihak manajemen PT. KAI menyarankan kepada setiap pemesan online untuk segera mencetak tiketnya, hal itu agar tidak terjadi antrian yang panjang sebelum kereta berangkat.

[caption caption="Gerbong yang bersih dan nyaman "]

[/caption]

Membeli tiket KA kini agak ribet, tidak seperti dulu, calon penumpang harus mengisi formulir terlebih dulu dengan mencantumkan data pribadi sesuai kartu identitas yang masih berlaku. Ketika hendak naik keretapun para penumpang diwajibkan menunjukkan kartu identitas asli kepada penjaga. Mengingat kereta kelas ekonomi ini banyak peminatnya maka sebelum menuju gerbong masing-masing setiap penumpang harus secara tertib antri berjajar. Ada petugas khusus yang menertibkan barisan penumpang KA itu.

Kereta kelas ekonomi dalam hal ini KA Kertajaya kini keadaannya jauh lebih bagus ketimbang pada tahun-tahun sebelumnya. Toilet terlihat bersih dengan pasokan air yang cukup, gerbong ber-AC dan jumlah penumpang sesuai dengan jumlah tempat duduk yang tersedia serta nggak ada pedagang kaki lima yang menjajakan makanan dan minuman dalam gerbong. Selain fasilitas berupa gerbong ber-AC juga tersedia stop kontak untuk memasang charger hand phone penumpang.

Ada petugas khusus dalam kereta yang menawarkan makanan dan minuman. Kebersihan dan keamanan dalam gerbong juga terjamin. Petugas kebersihan (cleaning on trip) secara rutin menjaga kebersihan gerbong dan toilet. Pemeriksa tiket dengan didampingi polisi khusus KA (Polsus KA) tampak rajin mengontrol tiket setiap penumpang termasuk penumpang yang baru saja naik dari stasiun-stasiun kecil selama perjalanan.

[caption caption="Gerbong ber-AC"]

[/caption]

Saat kembali dari Jakarta dengan KA Kertajaya pada 25 Februari 2016 yang baru lalu, saya sempat menyaksikan ada petugas KA yang dengan tegas menertibkan penumpang karena nekad merokok. Sudah ada warning agar setiap penumpang tidak merokok dalam gerbong yang ber-AC itu. Namun sang penumpang malah merokok dengan sembunyi-sembunyi, rupanya petugas sedang memergoki penumpang tadi, akhirnya petugaspun menegur dan menertibkannya.

Meski pada kelas ekonomi sekalipun kini pengelolaan dalam rangkaian KA lebih bagus lagi. Ada petugas khusus yang mengumumkan (announcer) lewat radio siapa nama masinis dan petugas-petugas lainnya. Announcer juga menginformasikan di stasiun mana saja KA akan berhenti dan mengingatkan penumpang agar sebelum turun memeriksa kembali semua barang bawaan agar jangan ada yang tertinggal atau tertukar dengan barang milik orang lain.

Barang yang dibawa setiap penumpang juga dibatasi beratnya, tidak melebihi 20 kilogram. Mungkin ada baiknya juga peraturan itu diberlakukan supaya tidak mengganggu kenyamanan sesama penumpang dalam gerbong KA. Sistem yang kini diterapkan dalam per-kereta apian sepertinya ada kemiripan dengan kalau kita hendak naik pesawat terbang.

[caption caption="Antri menuju gerbong kereta"]

[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun