Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lifelong learner, Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan.

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Naik Bajaj Masih Tetap Keren!

4 Maret 2016   22:36 Diperbarui: 4 Maret 2016   22:51 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bajaj sepintas terlihat sebagai sebuah alat transportasi kampungan. Modelnya unik, suaranya berisik dan kapasitas angkutnya hanya cukup untuk 2 atau 3 orang yang notabene berbadan ramping.

Naik bajaj mengingatkan saya akan alat transportasi bernama bemo roda tiga yang kala itu populer dan biasa mangkal di Stasiun Joyoboyo Surabaya. Kabarnya di pinggiran Jakarta, bemo roda tiga juga masih diperbolehkan beroperasi.

Kendaraan bajaj juga mengingatkan saya pada tayangan sinetron fenomenal berjudul Bajaj Bajuri yang dibintangi almarhum Mat Solar.  Sinetron komedi itu bercerita tentang keseharian penarik bajaj yang hidupnya sederhana karena penghasilannya kurang memadai. Halangan dan tantangan hidup ia hadapi, meski hanya berprofesi sebagai sopir bajaj tapi hidupnya tentram.

Sebagai alat transportasi umum bajaj mungkin tidak secekatan taksi, angkot atau ojek motor online. Apalagi belakangan ini mendapatkan saingan baru berupa membanjirnya ojek online tentu menjadi tantangan tersendiri bagi para penarik bajaj itu.

Seiring dengan perjalanan sang waktu, nyatanya bajaj masih tetap eksis. Bajaj bukan sekedar alat transportasi yang unik dari segi penampilan, lebih dari itu ia telah memiliki segmen pengguna tersendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun