Untuk anthurium, sebagian orang lebih cocok menggunakan media tanam yang berasal dari campuran pakis cacah, pupuk organik, pasir Bromo dan styrofoam. Media yang tak terlalu padat memungkinkan akar anthurium dengan mudah berkembang dan menerobos media.
Komposisi media seperti itu juga digunakan untuk aglaonema. Malahan boleh ditambahkan serpihan limbah batu bara agar bunga nampak berwarna cerah. Pemberian pasir dimaksudkan agar media tanam menjadi porous alias mudah meloloskan air.
Masing-masing praktisi tanaman hias boleh jadi punya kiat (trik) yang tidak sama untuk menumbuh-kembangkan tanaman hias kesayangannya. Ilmu bercocok tanamnya bisa diperoleh dari banyak guru di mana saja.
[caption caption="Beraneka tanaman hias dengan beragam bentuk pot"]
Adenium malahan bisa tumbuh subur dengan menggunakan media tanam yang lebih sederhana, unsur media clay (tanah liat) nya cenderung dominan. Tanah liat tidak mudah meloloskan air, sebaiknya jangan terlalu sering menyiram adenium dikhawatirkan akan busuk. Penyiraman benar-benar akan dilakukan bila media tanam telah kering.
Media tanam untuk sansevieria tak berbeda jauh dengan komposisi media untuk anthurium dan aglaonema. Tapi lebih cocok menggunakan media tanam yang terdiri atas campuran antara pasir, pupuk organik dan tanah subur. Agar proses aerasi (pengudaraan) berjalan normal maka di dalam media ditempatkan potongan-potongan kecil styrofoam (gabus) agar tanah tidak padat dan tetap remah.
Bagaimanapun cara membuat media tanam dan komposisi (perbandingan) media tanam yang kita tempatkan dalam pot mungkin bagi setiap penghobi atau praktisi tanaman hias tidak sama, yang penting tanaman hias bisa tumbuh dan berkembang secara normal seperti yang diharapkan. Sebagai pemilik atau penghuni rumah tentu menjadi semakin betah dan nyaman tinggal di rumah setelah melihat tanaman hiasnya tumbuh subur dengan bunga cantik berwarna-warni.
[caption caption="Kirkii Brown, salah satu jenis sansevieria"]
Â