[caption caption="Para fans Valentino Rossi"][/caption]
Keseruan pertandingan olah raga balap MotoGP di Sirkuit Sepang Malaysia hingga saat ini masih saya rasakan. Meski belum terbiasa dengan olah raga balap motor paling bergengsi di muka bumi itu namun bila mengingat-ingat kembali tingkah pola saya dan beberapa kawan saat menyaksikan gelaran MotoGP pada 25 Oktober 2015 yang baru lalu membuat saya mesam-mesem sendiri betapa tidak, agar bisa melihat lebih jelas saya dan beberapa kawan yang terpisah dari anggota rombongan lain harus rela mondar-mandir, naik-turun tribun sambil berdesak-desakan dengan penonton lain.
Saya nekad menerobos kerumunan penonton yang bukan saja memenuhi tempat duduk yang ada tapi mereka juga memaksakan diri menonton dengan berdiri di jalan-jalan menuju tempat duduk. Para penonton itu menghalangi gerak penonton lain yang ingin meninggalkan tempat duduk mereka untuk keperluan tertentu, misalnya ke toilet atau mencari makanan. Mereka berebut posisi hanya untuk menyaksikan sang idola berlaga.
Belum puas menyaksikan di tribun penonton, kami kembali menuju paddock tunnel (pintu atau lorong paddock). Rupanya di lantai atas itu saya dan beberapa kawan juga belum secara jelas melihat para jawara seperi Valentino Rossi, Marc Marques, Jorge Lorenzo dan Dani Pedroza berlaga. Untung saja di sana juga terpasang instalasi siaran TV milik tim Movistar Yamaha. TV itu cukup membantu kami menyaksikan gelaran MotoGP secara lebih menyeluruh. Sambil sesekali kembali ke tempat semula untuk melihat langsung aksi para pembalap motor kelas dunia itu.
[caption caption="Para pendukung Marc Marquez"]
Tidak semua penonton dalam sirkuit bisa secara jelas melihat aksi dramatis antara Valentino Rossi dan Marc Marques yang mengguncangkan dunia per-MotoGP-an itu. Analisis insiden yang terjadi di antara keduanya baru secara jelas setelah menyaksikan tayangan-tayangan dari berbagai sudut pandang, baik melalui shooting helikopter atau kamera yang terpasang pada kendaraan sang pembalap.
[caption caption="Stasiun TV milik tim Movistar Yamaha"]
Kami bisa melihat secara jelas duel antara Rossi dan Marques ya melalui TV milik tim Movistar Yamaha di lantai atas itu. Para awak TV Movistar Yamaha saat itu juga terlihat sangat tegang dan serius memonitor jagoannya yang sedang berlaga di arena sirkuit. Hingga kini insiden MotoGP Sepang masih menyisakan polemik di antara kedua jago balap motor dunia itu. Para fans berat kedua kubu tim juga tak tinggal diam. Masing-masing saling mengklaim bahwa dirinyalah yang paling benar atas insiden itu.
Race direction (hakim pertandingan) akhirnya menjatuhkan penalti (hukuman) 3 poin untuk Rossi karena dianggap menjatuhkan Marques. Dengan hukuman itu, Rossi harus start dari posisi paling belakang pada kompetisi di Valencia, Spanyol pada 8 November 2015 mendatang. Rossi berkilah bahwa jatuhnya Marquez itu murni kesalahannya sendiri bukan karena ditendangnya. Kendaraan MotoGP itu sangat berat sehingga tidak mungkin dengan mudah terlempar keluar arena hanya karena sentuhan ringan. Kubu Rossi tak mau menerima penalti itu, mereka tetap ngotot mengajukan banding ke arbitrase (otoritas) olah raga internasional. Tapi petisi kubu Rossi itu tetap saja ditolak.
[caption caption="Bersiap-siap melaju dengan kencang"]
Banyak pengamat MotoGP mengatakan kalau perjuangan Rossi untuk meraih gelar juara MotoGP 2015 semakin berat. Pada turnamen di Valencia pada 8 November 2015 nanti ia harus start dari posisi paling belakang. Selain itu, selisih poin hanya terpaut 7 angka dari Jorge Lorenzo. Rossi memang menjuarai klasemen untuk sementara ini, ia mengumpulkan 312 poin sedangkan rekan setimnya, Lorenzo berhasil mengumpulkan 305 poin. Dalam siaran persnya, Rossi berjanji akan bermain all out (mati-matian) pada pertandingan di Sirkuit Valencia Spanyol mendatang. Ia tak mau mengecewakan para pendukungnya.