Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lifelong learner, Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan.

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Segarnya Es Dawet Hitam Kreasi Budiono

7 April 2015   07:21 Diperbarui: 4 April 2017   16:57 889
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_408223" align="aligncenter" width="500" caption="Dawet Hitam khas Kutoarjo, Purworejo-Jawa Tengah"][/caption]

Dawet merupakan salah satu jenis minuman yang sudah sangat familiar dan paling mudah kita temukan di sekitar tempat tinggalkita.

Beberapa daerah seperti Banjarnegara, Jepara, Surabaya, Ponorogo, Madura dan lainnya menjadi asal dari minuman unik ini. Dawet dari masing-masing daerah itu memiliki ciri khas tertentu yang dengan mudah dikenali oleh penikmatnya.

Anda akan lebih mudah mengenali Dawet Jepara misalnya karena di lapak penjual dawet itu dipajang mangkuk atau wadah dawet yang terbuat dari keramik tanah liat. Bentuk mangkuk dan wadah dawet juga terlihat unik dan khas.

Atau Dawet Ayu Banjarnegara, di lapaknya biasanya dihiasi ornamen punokawan yakni semar dan gareng atau petruk. Khabarnya, bahan untuk Dawet Ayu ini tidak sembarangan melainkan didatangkan secara khusus dari Kota Banjarnegara di Jawa Tengah.

[caption id="attachment_408227" align="aligncenter" width="350" caption="Dawet Hitam kreasi Pak Budiono Gresik"]

14283654181430361604
14283654181430361604
[/caption]

Menikmati minuman dawet kini tak harus dengan datang ke kota asalnya. Kalau hanya sekedar ingin mencicipi Dawet Ireng (Hitam) yang khas Kota Kutoarjo, Purworejo-Jawa Tengah maka kita tak perlu datang jauh-jauh ke Jawa Tengah, di beberapa daerah di Jawa Timur seperti Surabaya, Gresik dan Sidoarjo, dawet hitam bisa juga Anda nikmati di sana.

Semula saya mengira kalau Dawet Hitam itu dibuat dari bahan ketan hitam ternyata dugaan saya keliru. Warna hitam pada dawet itu berasal dari batang padi (Jawa = merang) yang dibakar sehingga menghasilkan abu. Nah abu merang inilah yang digunakan sebagai pewarnanya.

Untuk mengetahui lebih jauh tentang Dawet Hitam, saya mencoba mendatangi sebuah pasar kaget yang ada di Kota Gresik, Jawa Timur.

[caption id="attachment_408231" align="aligncenter" width="250" caption="Wow dawetnya memang hitam"]

1428365564544505830
1428365564544505830
[/caption]

Adalah Pak Budiono, salah seorang penjual dawet hitam yang saya jumpai di pasar itu.Dawet Hitam ala Pak Budiono Gresik ini tak kalah dengan di daerah asalnya, Kutoarjo. Dengan menggunakan sepeda motor ia berjualan keliling di kawasan-kawasan tertentu di Kota Gresik.

“Untuk musim hujan seperti sekarang ini, penjualan dawet sedikit menurun. Sehari saya bisa menjual 200 gelas Dawet Hitam dik, segelas harganya Rp. 3000,-” terang Pak Budiono.

Bahan untuk Dawet Hitam bukan berasal dari tepung terigu atau beras melainkan dibuat secara khusus dari tepung sagu. Bila sekilo tepung beras/terigu berharga Rp. 8000,- maka untuk sagu harganya sedikit lebih mahal yakni Rp. 10.000,-.

[caption id="attachment_408232" align="aligncenter" width="350" caption="Gula merah yang kental manis"]

14283657021169979917
14283657021169979917
[/caption]

“Dari sagu lebih gampang dan rasanya unik” kata Pak Budiono dengan singkat.

Pak Budiono mengaku meski pada musim hujan di mana secara alamiah orang enggan untuk minum namun penjualan Dawet Hitam buatannya tetap lumayan laris. Terutama pada hari Minggu atau liburan hari besar, lapaknya banyak didatangi para pembeli.

Ia tak perlu capek-capek menjalankan lapak motornya keliling kota, cukup dengan hanya mangkal di pinggir jalan salah satu pasar kaget yang ada di kota pudak itu.

[caption id="attachment_408234" align="aligncenter" width="350" caption="Santan kental yang sudah bercampur potongan es batu"]

14283658141464432722
14283658141464432722
[/caption]

“Wah kalau musim kemarau lebih laris lagi dik, sehari bisa 500 sampai 600 gelas” lanjut Pak Budiono dengan bangga.

Tak berbeda jauh dengan minuman dawet dari kota lain, dawet hitam Kutoarjo disajikan dengan tambahan santan gurih dan larutan gula merah yang kental manis.

Kata Pak Budiono, santan untuk dawet hitam akan lebih afdol bila dibuat dari kelapa tua. Sebab kualitas santannya akan lebih bagus. Biasanya ke dalam wadah santan ditambahkan potongan-potongan kecil es batu.

Kalau sudah begini jadilah es dawet hitam yang menyegarkan. Es dawet hitam khas Kutoarjo kreasi Pak Budiono akan menjadi salah satu minuman khas daerah yang selalu dirindukan penikmatnya.

[caption id="attachment_408235" align="aligncenter" width="350" caption="Pembeli mendatangi lapak Es Dawet Hitam Budiono"]

1428365955505135944
1428365955505135944
[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun