[caption id="attachment_298941" align="aligncenter" width="512" caption="Pedagang arbanat menjajakan dagangannya dengan ditemani alat musik gesek"][/caption]
Arbanat, ada yang menyebutnya dengan istilah arum manis atau rambut nenek. Jajanan ini dibuat dari gula pasir asli. Gula ditambah air secukupnya dengan pewarna khusus makanan lalu digoreng dalam wajan sampai membentuk gulali. Setelah itu ditarik-tarik. Terus terang saya belum tahu bagaimana cara menariknya sehingga menghasilkan gula berbentuk serabut gula yang keras mirip sapu ijuk. Makanya sebagian orang ada yang menyebutnya “Rambut Nenek”. Setelah terbentuk serabut gula mirip ijuk tahap selanjutnya adalah memasukkannya ke dalam kotak yang terbuat dari plat seng. Mungkin tujuannya agar serabut gula yang kemudian dinamakan arbanat itu tetap renyah tidak melempem akibat tiupan angin.
Seorang pedagang arbanat biasanya melengkapi dirinya dengan alat musik unik yang cara memainkannya dengan digesek seperti biola saja. Alat musik gesek ini menjadi ciri khas yang masih tetap dipertahankan hingga sekarang. Dulu saat saya masih kecil, jajanan yang satu ini tidak banyak saingannya. Boleh dibilang arbanat adalah jajanan favorit anak-anak. Jajanan ini dibungkus dengan kertas, bisa Koran atau buku bekas. Tidak jarang mereka yang ingin menikmatinya bisa membelinya dengan menukar botol bekas. Sekarang menukar (barter) arbanat dengan botol bekas sudah tidak ada.
Di tempat-tempat wisata, seperti di Taman Bungkul Surabaya, jajanan yang rasanya manis ini masih terlihat dijajakan oleh seseorang. Tetapi pada hari-hari tertentu di saat Taman Bungkul ramai didatangi wisatawan seperti saat tahun baru lalu, pedagang arbanat mulai menuai rejeki dengan mempermainkan harga. Bayangkan untuk sebungkus kecil arbanat yang dulu hanya ditukar dengan botol bekas kecap kini harganya bisa mencapai Rp.6000,- . Sang keponakan yang saat itu mencoba membelinya akhirnya mengeluh juga karena “mahal”. Ya… sang pedagang arbanat menggunakan “aji mumpung”. Mumpung waktu itu lagi ramai wisatawan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI