Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lifelong learner, Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan.

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Kisah Putri Campa dan Giri Kedaton Gresik

27 April 2013   12:40 Diperbarui: 12 Agustus 2016   09:09 12752
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1367038695831907364


Giri Kedaton, begitu nama kerajaan Islam yang ada di Gresik. Hingga kini, kerajaan ini masih bisa turis lihat bukti-bukti keberadaannya di daerah Kebomas, Gresik. Kerajaan ini pun menjadi objek wisata penting bagi kota ini. Sebagian ulama berpendapat bahwa Giri Kedaton merupakan pesantren yang didirikan oleh Sunan Giri. Giri Kedaton berada di atas sebuah bukit yang tinggi di Kota Gresik, sesuai namanya giri yang berarti bukit dan kedaton yang berarti kerajaan. Pada kurun waktu tertentu, di kawasan itu juga pernah terjadi suksesi kepemimpinan. Ini adalah suksesi pemerintahan para sunan sebagai keturunan Sunan Giri (Dinasti Giri). Karena itu, masyarakat Gresik umumnya menganggap Giri Kedaton sebagai Kerajaan Islam yang didirikan oleh Sunan Giri, atau yang memiliki nama lain Raden Paku itu. 

Penelitian yang dilakukan terhadap situs makam Sunan Giri dan Giri Kedaton pun dilakukan. Hasilnya menyebutkan bahwa pada tahun 1470 telah berdiri Kerajaan Islam di sebuah perbukitan di kawasan Kebomas, Gresik. Hal ini terjadi sebelum masa pemerintahan Raden Fattah dari Kerajaan Demak pada tahun 1517. Dengan demikian para ahli sejarah menyimpulkan bahwa Giri Kedaton merupakan kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa. Hal ini sekaligus merupakan cikal bakal berdirinya Kerajaan Islam Demak.

Makam Sunan Giri dan keturunannya terletak dalam sebuah bangunan. Khusus pada makam Sunan Giri terdapat keunikan dalam arsitek bangunannya. Bangunan kayu mengelilingi makam berukir indah. Bangunan ini tampak menarik dengan warna coklat keemasan, dan ada sedikit warna merah di situ. Seni ukir dan pahatan kayu menunjukkan pengaruh agama sebelum Islam. Di bagian pintu masuk makam terdapat sepasang patung berukiran kayu yang menyerupai ular naga. Ketika kami mintai keterangan, juru kunci makam Sunan Giri mengatakan setiap hari makam ini ramai dikunjungi peziarah. Bahkan tak sedikit pengunjung datang dari luar Kota Gresik. 

Pada hari-hari tertentu seperti malam Jumat, peziarah yang berkunjung lebih banyak lagi. Tidak jauh dari makam Sunan Giri, kira-kira 200 meter sebelah kanan komplek makam, terdapat tempat persemayaman keturunan sunan yang lain, yakni Sunan Prapen. Masih di Kecamatan Kebomas, Gresik tepatnya Desa Sidomukti Gang XV terdapat Giri Kedaton. Letaknya kira-kira beberapa ratus meter dari makan Sunan Giri. Menuju situs ini pengunjung harus berjalan menaiki tangga berundak yang terbuat dari semen. Situs Giri Kedaton berada jauh lebih tinggi dari makam sunan. Dari tempat yang tinggi ini, para pengunjung bisa menyaksikan indahnya pemandangan Kota Gresik. Tak ketinggalan merasakan tiupan angin yang sejuk sepoi-sepoi basah.

Menurut cerita juru kunci situs, dulu sebelum mendirikan Giri Kedaton, Sunan Giri harus bertafakur atau berserah diri kepada Tuhan. Ia bertafakur selama 40 hari 40 malam. Ayahanda Sunan Giri, yakni Maulana Ishak memerintahkan beliau agar mendirikan pesantren. Lokasinya berada di daerah yang tanahnya sama dengan segumpal tanah yang diberikannya kepada Sunan Giri. Segumpal tanah pemberian Maulana Ishak ternyata cocok atau sesuai dengan kawasan perbukitan Desa Sidomukti, Kebomas, Gresik. Di tempat ini Sunan Giri merasakan kedamaian. Akhirnya beliau memutuskan untuk mendirikan pesantren atau kerajaan yang kelak bernama Giri Kedaton.

Di komplek situs Giri Kedaton pengunjung bisa menyaksikan bukti-bukti lain tentang keberadaan kerajaan ini di masa silam, antara lain: makam Raden Supeno putra pertama Sunan Giri, kolam sebagai tempat berwudhu sunan dan santrinya, makam para kerabat dekat sunan, bebatuan yang diyakini sebagai tempat berkumpul dan berunding para sunan keturunan Sunan Giri. Situs Giri Kedaton sendiri merupakan bangunan yang terbuat dari batu andesit bertingkat berundak-undak. Ada sekitar lima undakan di sana. Di bagian paling atas berdiri bangunan masjid yang sudah direnovasi. Kolam tempat berwudu sunan dan santrinya terbuat dari batu bata tebal. Ada kemiripan dengan bahan batu bata candi peninggalan Majapahit di daerah Trowulan.

Penasaran dengan cerita banyak orang, kami pun melanjutkan perjalanan ke sebuah perbukitan yang masih dalam kawasan Kebomas Gresik. Di situ bersemayam seorang putri dari negeri Campa (Vietnam) yang oleh sebagian orang dianggap sebagai istri Sunan Giri. Karena kagum dan terpesona dengan watak dan keluhuran budi pekerti Sunan Giri, maka putri jelita ini pun menikah dengan sunan. Ternyata, putri cantik ini adalah seorang saudagar negeri Campa atau Vietnam. Versi lain tentang cerita Putri Campa ini ialah ia hanya menaruh hati kepada Sunan Giri. Namun, Sunan Giri tidak menanggapinya hingga akhir hayat putri itu. 

Setelah mengikuti jejak Sunan Giri dalam memperjuangkan Islam di Pulau Jawa dan Gresik, Putri Campa yang oleh masyarakat Gresik dinamakan Putri Cempo. Ia pun meninggal dunia dan jenazahnya dimakamkan secara Islam di perbukitan yang teduh. Pemakaman ini ditumbuhi pohon-pohon rindang dan tidak jauh dari kawasan Kebomas. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun