Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lifelong learner, Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan.

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Ratu Ayu, Pejuang Islam dari Bangil

29 September 2013   21:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:13 485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_291505" align="aligncenter" width="440" caption="Masjid cantik di kompleks pusara Mbah Ratu Ayu"][/caption]

Setelah melalui perjalanan yang cukup melelahkan akibat macetnya lalu lintas di kawasan Kejapanan akhirnya bus yang membawa rombongan kami berhenti di Kota Bangil. Di kota yang kental dengan nuansa Islamnya ini kita akan mengunjungi makam seorang pejuang Islam. Nama beliau adalah Syarifah Khadijah atau sering juga dipanggil Mbah Ratu Ayu Bangil.

[caption id="attachment_291508" align="aligncenter" width="400" caption="Kompleks makam Mbah Ratu Ayu"]

13804634231820375953
13804634231820375953
[/caption] Melihat namanya pejuang Islam ini memang seorang wanita. Menurut sejarahnya Mbah Ratu Ayu masih ada hubungan dengan Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah) di Cirebon-Jawa Barat. Makanya di belakang nama beliau ditambahkan binti Syarif Hidayatullah. [caption id="attachment_291509" align="aligncenter" width="400" caption="Papan nama di kompleks makam Mbah Ratu Ayu"]
13804635611444906164
13804635611444906164
[/caption] Kompleks makam Mbah Ratu Ayu berada di kawasan rest area Swadesi Kersikan, bangil-Pasuruan. Bagi traveler yang ingin melancong ke kota santri Bangil tidak ada salahnya bila meluangkan waktu sejenak untuk mengunjungi pusara wali perempuan yang konon semasa hidupnya memang berparas ayu (cantik). [caption id="attachment_291512" align="aligncenter" width="400" caption="Peziarah menuju kompleks makam Mbah Ratu Ayu"]
13804638051676739490
13804638051676739490
[/caption] Sebelum sampai di kompleks makam, kita atau traveler lainnya akan menjumpai warung-warung kuliner yang menyediakan beraneka-macam masakan khas Jawa Timur. Tidak terkecuali menu khas Bangil yaitu sate gule. Di depan warung tersedia area parkir yang cukup luas. Puluhan bus pariwisata bisa dengan leluasa parkir di tempat ini. [caption id="attachment_291513" align="aligncenter" width="300" caption="Pusara Syarifah Khadijah atau Mbah Ratu Ayu"]
13804640411898405879
13804640411898405879
[/caption] Tidak jauh dari pusara Mbah Ratu Ayu traveler akan menjumpai sebuah masjid yang menjadi "tetenger" kompleks makam ini. Masjid ini memiliki gaya arsitektur yang menawan. Selepas menunaikan ibadah Sholat Dhuhur secara berjamaah, Kyai Wachid memimpin istigosah dan tahlil di pusara Mbah Ratu Ayu. Dalam bus, kyai kocak ini memulai kisahnya tentang Mbah Ratu Ayu. Cerita dimakamkannya Mbah Ratu Ayu di Bangil ini bermula ketika suatu saat cucu Sunan Gunung Jati ini mendadak dirundung rasa kangen yang begitu dalam kepada kedua putranya yang tengah belajar agama di pondok pesantren milik Mbah Soleh Semendi di daerah Winongan yang tak lain  masih familinya sendiri. [caption id="attachment_291514" align="aligncenter" width="300" caption="Pusara suami Mbah Ratu Ayu berada di samping makam beliau"]
13804642271962753311
13804642271962753311
[/caption] Akhirnya berangkatlah beliau mengunjungi kedua putranya, Sayid Arif Basyaiban di Segoropuro (Rejoso-Pasuruan) dan Sayid Sulaiman di Mojoagung (Jombang). Namun sepulang menjenguk kedua putranya, Mbah Ratu Ayu mendadak sakit saat di daerah Bangil dan akhirnya beliau meninggal. Setelah meninggal Syarifah Khadijah dimakamkan di pemakaman di kawasan yang sekarang disebut dengan "Wetan Alun" (wetan=timur, alun=lapangan/alun-alun) karena memang kompleks makam Mbah Ratu Ayu itu berada di sebelah timur alun-alun Kota Bangil. [caption id="attachment_291515" align="aligncenter" width="400" caption="Peziarah memasuki pusara Mbah Ratu Ayu"]
13804644461472897721
13804644461472897721
[/caption] Mbah Ratu Ayu termasuk sosok yang sangat berjasa bagi pengembangan Islam di Kabupaten Pasuruan. Beliau merupakan cikal bakal bagi ulama-ulama besar di daerah Pasuruan. Melahirkan penerus berupa ulama besar di Pasuruan tidaklah muncul dengan sendirinya. Selain karena silsilah beliau dari salah seorang Wali Songo, suami Mbah Ratu Ayu juga orang yang sangat terhormat. Beliau adalah Habib Abdurrahman bin Umar Baasyaiban. [caption id="attachment_291516" align="aligncenter" width="400" caption="Menyempatkan diri berburu busana muslim"]
1380464667220670899
1380464667220670899
[/caption] Di kalangan orang Jawa, Habib Abdurrahman lebih dikenal dengan sebutan "Jaka Tingkir". Sayangnya pendidikan sejarah Islam seperti ini tidak banyak diketahui oleh anak cucu kita, karena kurangnya upaya pewarisan nilai-nilai sejarah kepada anak cucu. Di sekolah-sekolah juga jarang sekali dikenalkan pelajaran tentang sejarah Islam seperti ini. Padahal ini sangat penting bagi generasi penerus bangsa. [caption id="attachment_291518" align="aligncenter" width="400" caption="Para pemilik toko busana muslim ini didominasi oleh etnis Arab"]
13804649561930875382
13804649561930875382
[/caption] Selesai membacakan tahlil di pusara Mbah Ratu Ayu, anggota rombongan kembali menuju bus di area parkir. Sebab perjalanan akan dilanjutkan menuju Pasuruan. Di sana kita akan mengunjungi makam seorang tokoh Islam yang juga menjadi putra Mbah Ratu Ayu yaitu Sayid Arif Segoropuro. Namun sebelum kembali ke bus kesempatan yang ada dimanfaatkan para anggota rombongan untuk berburu busana muslim. Di depan pusara Mbah Ratu Ayu ada puluhan toko yang menyediakan berbagai busana muslim lengkap dengan hiasan bordir yang anggun. Para pemilik toko-toko itu rata-rata berasal dari etnis Arab. Tidak berlebihan kiranya bila sebagian orang menyebut Bangil sebagai kota santri, karena memang banyak penduduknya berasal dari keturunan etnis Arab yang mayoritas beragama Islam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun