Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lifelong learner, Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan.

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Mengapa Siomay Krian Lebih Nikmat?

3 Maret 2015   19:00 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:13 1568
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_400598" align="aligncenter" width="500" caption="Sajian Siomay lengkap "][/caption]

Bila menyebut kata Bandung biasanya angan kita tertuju pada sebuah kota cantik yang menjadi ibu kota Jawa Barat. Orang kemudian menyebut Bandung sebagai kota kembang sebab konon dulu di kota yang berhawa sejuk ini banyak ditumbuhi pepohonan atau beraneka bunga nan indah.

Tak hanya itu Bandung juga identik dengan industri tekstil, bangunan bersejarah atau beragam kuliner yang khas.

Bila berbicara soal kuliner khas Bandung, salah satu yang akrab di telinga kita ialah Siomay Bandung. Siomay sudah sangat populer.

Kuliner ini bukan saja kita temukan di Kota Bandung melainkan sudah merambah segala penjuru tanah air. Kini orang berjualan Siomay bak jamur yang tumbuh di musim hujan.

Sebagai penikmat kuliner khas daerah, saya termasuk salah satu orang yang menggemari Siomay. Kuliner ini sering saya temukan di beberapa daerah di Jawa Timur.

Terkadang bila berjalan-jalan bersama keluarga maka Siomay inilah yang menjadi menu wajib makan siang kami. Biasanya lebih afdol ditemani Es Oyen yang juga khas Bandung itu. Atau Es Kelapa Muda (Jawa = Degan) yang menyegarkan.

[caption id="attachment_400603" align="aligncenter" width="400" caption="Lapak dorong Siomay Juliandi"]

1425358693383226486
1425358693383226486
[/caption]

Dari sekian banyak lapak pedagang Siomay yang kami singgahi, satu tempat yang menjadi favorit kami yakni lapak dorong Siomay yang biasa mangkal di depan kantor Polsek Krian, Sidoarjo-Jawa Timur.

Meski berbisnis Siomay di Krian yang hanya kota kecil namun lapak milik Juliandi Purwana ini termasuk yang laris manis. Setiap hari lapaknya tak pernah sepi pembeli. Untuk seporsi Siomay atau Batagor ia bandrol dengan harga Rp. 8000,-.

[caption id="attachment_400600" align="aligncenter" width="300" caption="Keponakan Juliandi membantu berjualan Siomay"]

14253581791884912133
14253581791884912133
[/caption]

Juliandi tidak berjualan sendiri, bersama keponakannya ia menjalankan usaha Siomaynya itu. Siomay buatan Juliandi memang nikmat, empuk dan ikan tenggirinya terasa benar. Tak terlalu banyak campuran. Berbeda dengan beberapa lapak penjual Siomay lain yang pernah kami kunjungi.

Bumbu kacang Siomay Juliandi juga asli, manis dan gurih. Ia menuangkan bumbu kacangnya dalam jumlah cukup sehingga bila melahap Siomay itu akan terasa lumer. Tidak kering seperti penjual lainnya yang mungkin takut rugi.

[caption id="attachment_400602" align="aligncenter" width="400" caption="Pare menjadi pelengkap nikmatnya Siomay"]

142535837515560885
142535837515560885
[/caption]

Sebagai pelengkap biasanya ke dalam potongan Siomay juga ditambahkan telur rebus, kentang rebus, gulungan kubis dan pare yang sudah direbus pula. Penyuka Siomay tersebar merata mulai usia anak-anak hingga orang dewasa.

Selera mereka bervariasi. Terkadang ada penikmat Siomay yang tidak menyukai pare, kubis bahkan telur rebus. Ya tinggal pesan saja sesuai selera Anda!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun