Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lifelong learner, Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan.

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Pilih Nangka Salak atau Bubur?

9 April 2014   03:55 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:53 496
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_330855" align="aligncenter" width="450" caption="Penampilan melintang buah nangka"][/caption]

Kalau Anda mungkin pernah mendengar beberapa kawasan di Jakarta terendam banjir akibat seringnya hujan turun pada musim hujan. Maka lain halnya dengan sebagian warga etnis Madura yang mangkal di pinggir Jalan Jrebeng-Krian-Sidoarjo-Jawa Timur ini.

Bagi mereka musim hujan seperti sekarang ini merupakan berkah tersendiri dan saat yang tepat untuk mengais rezeki. Bagi mereka musim hujan ternyata tak selamanya berdampak buruk.

Alam telah memberikan karunianya saat musim hujan tiba. Buah-buahan seperti durian, rambutan, alpukat dan nangka banyak terlihat di beberapa daerah di Indonesia saat musim hujan. Di Jrebeng-Krian, Sidoarjo misalnya, kalau Anda kebetulan ke Jawa Timur dan melewati kawasan ini maka akan terlihat banyak sekali lapak pedagang buah nangka di sepanjang jalan ini.

Uniknya para pemilik lapak buah nangka ini semuanya berasal dari suku Madura. Sebenarnya buah nangka ini bisa berbuah bukan saat musim hujan saja. Namun terlihat melimpah di sekitar kita saat musim hujan seperti sekarang ini.

[caption id="attachment_330856" align="aligncenter" width="450" caption="Machmud sedang menunjukkan contoh buah nangka"]

13969646121884013829
13969646121884013829
[/caption]

Seperti kita ketahui bersama buah nangka (Artocarpus integra) ini memiliki bau yang khas. Buah yang di dalamnya bergetah ini rasanya manis. Daerah Klakah di Lumajang, Jawa Timur dikenal sebagai daerah penghasil buah nangka yang handal.

Anda bisa membuktikannya sendiri saat berkunjung ke Klakah-Lumajang. Di sepanjang jalan yang naik-turun di kawasan Klakah ini banyak dijumpai para pedagang nangka. Mereka memasarkan buah nangka dari kebun penduduk desa setempat.

Para pemilik lapak buah nangka di kawasan Jrebeng-Sidoarjo ini juga mengaku kalau mereka sengaja mendatangkan buah nangka ini dari Klakah-Lumajang. Tak tanggung-tanggung mereka menggunakan mobil pick up atau bahkan truk untuk mengangkut buah nangka dari Lumajang.

[caption id="" align="aligncenter" width="450" caption="Marpuah melayani pengunjung lapaknya"][/caption]

Ini terlihat jelas saat saya mengunjungi lapak mereka di Jrebeng, Krian-Sidoarjo. Buah nangka di sana menumpuk dalam jumlah banyak. Anda dan para pengunjung lapak lainnya bisa dengan leluasa memilih ukuran dan jenis nangka seperti yang diinginkan.

Di kalangan masyarakat kita mengenal dua jenis buah nangka. Jenis pertama yang menjadi favorit masyarakat dikenal dengan sebutan nangka salak. Nangka jenis ini memiliki daging buah yang tebal penampilan buahnya mirip buah salak, agak keras dan rasanya manis ada sedikit getir. Mungkin karena memiliki ciri seperti itu sehingga orang menyebutnya “nangka salak”.

Jenis nangka yang kedua adalah “nangka bubur”. Buah nangka ini memiliki bau cukup tajam. Daging buahnya tipis, lunak dan lembek seperti bubur. Rasanya juga manis. Meski demikian ada juga penikmatnya.

Marpuah adalah salah satu pemilik lapak nangka yang saya datangi. Ia mengaku seharinya bisa menjual 50 - 60 buah nangka. Wah cukup banyak juga hasilnya! Untuk buah nangka berukuran besar dihargai Rp.75.000,- hingga Rp.80.000,-. Sementara yang berukuran kecil sampai sedang dihargai Rp.50.000,- hingga Rp.60.000,-. Jenis buah nangka juga membedakan harganya.

Nangka salak lebih mahal harganya ketimbang nangka bubur. Marpuah juga melayani para pengunjung yang membeli separuh buah atau bahkan beli sepuluh atau dua puluh ribu rupiah juga dilayaninya. Pada awal musim buah nangka biasanya para pedagang mematok harga mahal untuk buah nangka yang dijualnya. Ketika sedang musimnya harganyapun menjadi turun.

Saat Anda berkesempatan melancong ke Jawa Timur khususnya ke daerah Sidoarjo dan Lumajang maka buah nangka merupakan salah satu oleh-oleh murah meriah yang pas buat keluarga di rumah. Pilih nangka salak atau bubur itu terserah Anda. Keduanya merupakan karunia alam yang tetap bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun