Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lifelong learner, Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan.

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Seram tapi Keren, Makam Belanda di Kebun Raya Bogor

19 September 2014   18:04 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:14 3913
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_360049" align="aligncenter" width="400" caption="Salah satu makam Belanda di Kebun Raya Bogor"][/caption]

Setelah membayar tiket masuk seharga Rp.14.000,- , saya langsung berjalan menuju denah atau peta lokasi Kebun Raya Bogor. Tempat pertama yang saya datangi adalah Istana Bogor. Untuk menuju istana ini kita cukup berjalan lurus dari pintu 1 (loket masuk) kira-kira 400 meteran. Sayangnya pintu gerbang pembatas antara kebun raya dan istana siang itu dalam keadaan terkunci.

Khabarnya hanya pada saat-saat tertentu istana yang menjadi kebanggaan warga Bogor ini dibuka untuk umum. Dan hanya untuk mereka yang sudah mengantongi ijin khusus. Sungguh sayang saya hanya bisa menikmati pesona Istana Bogor dari celah-celah pagar besi yang berdiri dengan kokohnya itu.

Sebelum sampai ke istana, mungkin hanya beberapa puluh meter dari istana. Di sudut kiri jalan saya sempat melihat rimbunnya pohon bambu. Kata salah seorang pengunjung kebun raya yang kebetulan berjalan bersama saya, di pertigaan jalan yang sudutnya banyak ditumbuhi pohon bambu itu terletak kompleks makam Belanda.

[caption id="attachment_360050" align="aligncenter" width="400" caption="Hutan bambu dan jalan menuju pekuburan Belanda"]

14110982111457249390
14110982111457249390
[/caption]

Berdasarkan peta informasi, Makam Belanda yang ada di Kebun Raya Bogor ini termasuk salah satu tempat menarik (interesting site) yang patut didatangi wisatawan. Saat itu suasana sekitar makam Belanda terlihat lengang.

Rupanya tak banyak wisatawan yang berminat mendatangi tempat ini. Suara gesekan pepohonan bambu akibat kencangnya tiupan angin semakin menambah seramnya suasana siang itu.

Makam Belanda ini dikelilingi hutan bambu yang juga menjadi salah satu flora koleksi Kebun Raya Bogor. Keterangan yang saya dapatkan di papan situs makam menyebutkan kalau kompleks pekuburan Belanda ini sudah berusia ratusan tahun bahkan sudah ada sebelum Kebun Raya Bogor berdiri pada tahun 1817.

[caption id="attachment_360052" align="aligncenter" width="400" caption="Pekuburan Belanda di Kebun Raya Bogor"]

14110988281623398392
14110988281623398392
[/caption]

Bila kita perhatikan satu persatu bentuk nisan makam Belanda ini memang unik. Ornamennya juga menarik perhatian orang yang melihatnya. Namun bagaimanapun cantiknya ornamen batu nisan, yang namanyapekuburan pasti bikin sebagian orang “malas” melihatnya.

Kesan seram dan angker tetap saja muncul. Meski di siang bolong sekalipun. Tempat pemakaman Belanda ini nyaris tanpa pengunjung.

Di kompleks pemakaman Belanda Kebun Raya Bogor ini, Anda akan menemukan 42 makam. Sebanyak 38 makam sudah diketahui identitasnya sedangkan sisanya tak dikenal.

[caption id="attachment_360053" align="aligncenter" width="300" caption="Ornamen makam Belanda di Kebun Raya Bogor"]

14110990391192852893
14110990391192852893
[/caption]

Lalu mengapa kuburan Belanda ini menjadi salah satu “interesting place” di Kebun Raya Bogor? Setelah diamati ternyata tidak hanya ornamen nisan yang unik yang menjadi daya pikat pekuburan ini. Melainkan kompleks makam ini khusus diperuntukkan bagi orang-orang besar (bangsawan) Belanda kala itu.

Mereka yang dimakamkan di sini umumnya masih keluarga dekat gubernur jenderal Hindia Belanda yang telah berkoloni selama ratusan tahun di bumi pertiwi ini.

Sekedar informasi, setidaknya ada dua makam gubernur jenderal Hindia Belanda yakni DJ. de Eerens yang menjabat pada tahun 1836-1840. Makam yang lain milik Mr. Ary Prins seorang ahli hukum yang pernah dua kali menjadi pejabat sementara gubernur jenderal Hindia Belanda.

[caption id="attachment_360054" align="aligncenter" width="400" caption="Di depan monumen istri Thomas Raffles"]

14110992481457345128
14110992481457345128
[/caption]

Di kompleks makam Belanda ini, Anda juga akan menemukan nisan dua ahli biologi yang meninggal sekitar tahun 1820-an dan dikubur dalam satu liang lahat. Mereka adalahHeinrich Kuhl dan Van Hasselt. Pemerintah Belanda sengaja mengirim mereka untuk bekerja di Kebun Raya Bogor.

Makam tertua berangka tahun 1784 atas nama Cornelis Potmans. Sedangkan makam yang terbaru milik Prof. Kostermans yang dimakamkan pada tahun 1994. Kostermans sudah menjadi warga Negara Indonesia sejak tahun 1958.

Beliau sangat berjasa dalam pengembangan ilmu Botani di Herbarium Bogoriense. Sebagai bentuk penghormatan pemerintah Indonesia atas jasa-jasa beliau maka jenazah Kostermans dikebumikan di pekuburan ini karena dekat Kebun Raya Bogor tempat dimana beliau mengabdi.

Kolonialisme Belanda di Indonesia tidak hanya mewariskan duka yang mendalam tapi juga warisan berupa ilmu pengetahuan, bangunan-bangunan kuno bersejarah dan tentunya kuburan Belanda karena bangsa ini telah beranak pinak di Indonesia selama 350 tahun.

Tidak sedikit bangunan bersejarah dan ahli (tokoh) berkebangsaan Belanda yang berjasa bagi bangsa dan negara kita. Termasuk diantaranya keberadaan makam Belanda di Kebun Raya Bogor dan pengembangan ilmu tumbuhan (botani) yang sangat bermanfaat bagi generasi sekarang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun