[caption id="attachment_360062" align="aligncenter" width="500" caption="Inilah Jembatan Peneleh di Kawasan Peneleh Surabaya itu"][/caption]
Kawasan Peneleh di Surabaya Jawa Timur merupakan salah satu tempat bersejarah. Di kawasan ini Anda akan menemukan kompleks pekuburan milik orang-orang Belanda jaman dulu.
Tak tanggung-tanggung usia makam ini sudah mencapai ratusan tahun. Itu bisa kita lihat dari angka yang terukir pada batu nisan makam. Salah satu makam bahkan ada yang berangka tahun 1800-an.
Di kawasan Peneleh gang VI bisa Anda lihat sebuah masjid kuno yang khabarnya merupakan warisan Sunan Ampel. Masjid yang bernama “Masjid Jamik Peneleh” ini dibangun pada tahun 1400-an beberapa bulan sebelum Sunan Ampel mendirikan masjid di kawasan Ampel Denta Surabaya.
[caption id="attachment_360072" align="aligncenter" width="400" caption="Trotoar kayu di pinggir Jembatan Peneleh Surabaya"]
Masjid Jamik Peneleh berarsitektur unik. Bagian mihrab (tempat imam) menyerupai bentuk silinder. Rancang bangunnya dikerjakan oleh arsitek Belanda yang juga menangani pembangunan gedung negara Grahadi di Jalan Gubernur Suryo Surabaya.
Lanjutkan perjalanan Anda menuju Peneleh gang VII. Di gang ini Anda akan menemukan bangunan cagar budaya yang dulu pernah digunakan Bung Karno untuk rumah kost beliau. Rumah tempat indekost Bung Karno ini sebenarnya milik Haji Oemar Said (HOS) Tjokroaminoto.
Beberapa bangunan lama di kampung Peneleh gang VII ini tetap terpelihara hingga sekarang. Anda bisa melihat langsung Toko Buku Peneleh dengan gaya bangunan lama yang koleksi bukunya lengkap.
[caption id="attachment_360077" align="aligncenter" width="200" caption="Semangat untuk selalu memelihara kebersihan yang dikobarkan"]
Di tengah-tengah gang VII itu terdapat makam tua milik Mbak Singo, seorang pendiri desa yang semasa hidupnya sangat dihormati dan disegani. Kini makam beliau banyak diziarahi orang dan dianggap keramat oleh warga sekitar.
Bila Anda berjalan keluar kampung Peneleh gang VII Surabaya, Anda akan menemukan sebuah jembatan di atas sungai. Jembatan Peneleh namanya.
Jembatan berpagar besi dan dicat dengan warna merah ini ukurannya memang tak terlalu besar namun sangat bersejarah.
[caption id="attachment_360085" align="aligncenter" width="400" caption="Jembatan Peneleh konon lebih tua dari Jembatan Merah surabaya"]
Jembatan Peneleh khabarnya sudah ada sejak tahun 1900-an. Nama peneleh konon berasal dari kata Pinilih, yakni nama seorang pangeran (Pangeran Pinilih) penguasa kawasan ini di era Kerajaan Singosari.
Di masa pendudukan Belanda di Surabaya, di bawah Jembatan Peneleh mengalir Sungai Peneleh yang kala itu menjadi lalu lintas perniagaan. Banyak perahu-perahu lalu-lalang melewati sungai ini.
Tak banyak warga Kota Surabaya yang tahu bahwa jembatan yang menghubungkan kawasan Jalan Gemblongan-Kramat Gantung dengan kawasan Jalan Ahmad Jaiz (Peneleh-Plampitan) ini termasuk jembatan bernilai sejarah selain Jembatan Merah yang terkenal itu.
[caption id="attachment_360091" align="aligncenter" width="400" caption="Wajah Sungai Peneleh yang dulu jadi lalu lintas perdagangan"]
Meski telah mengalami renovasi berulang kali sejak jaman Belanda dulu namun pamor Jembatan Peneleh hingga kini masih terlihat.
Nah,bila Anda ingin melihat langsung jejak sejarah di kawasan Peneleh Surabaya ini maka jangan lupa mampir sejenak untuk menikmati pesona Jembatan Peneleh yang bersejarah itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H