Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lifelong learner, Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan.

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Unik! Batu Bercap Tapak Kaki Orang Kuno di Bogor

28 Februari 2015   05:22 Diperbarui: 4 April 2017   17:25 2393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_400027" align="aligncenter" width="500" caption="Batu purbakala di atasnya bercap kaki Raja Surawisesa"][/caption]

Dengan nafas sedikit terengah-engah saya keluar dari gerbang Kebun Raya Bogor (KRB). Entah sudah berapa kilometer saya berjalan kaki menyusuri KRB. Saya memutuskan untuk duduk-duduk santai sambil melepas lelah di bangku tembok yang melingkari taman bunga depan pintu masuk KRB.

Sesuai rencana, saya memang berniat meneruskan perjalanan untuk melihat lebih dekat jejak (situs) kebesaran Kerajaan Pajajaran di kota ini. Saya ingin mendapatkan keterangan dimana lokasi situs berada sambil sesekali berbincang santai dengan para pedagang kaki lima yang mangkal di sekitar taman depan gerbang KRB.

[caption id="attachment_400029" align="aligncenter" width="500" caption="Prasasti Batutulis berbahasa Sunda Kuno"]

1425049240386311276
1425049240386311276
[/caption]

“Naik saja angkutan kota jurusan Batutulis dik” kata perempuan paruh baya yang memarkir lapak dorongnya depan KRB. Ongkos angkutan perkotaan jauh-dekat di Kota Bogor ini rata-rata Rp. 2500,-. Kawasan Batutulis berada tidak jauh dari KRB. Sekitar 5 kilometer.

Lokasi Situs Batutulis berdekatan dengan gedung SD Batutulis. Saat itu Jalan Batutulis sedang ramai orang berkendara. Seorang penjaga (Pak Bon) SD Batutulis membantu saya menyeberang jalan dan menunjukkan lokasi situs. Kedatangan saya disambut perempuan tua yang kebetulan siang itu ditemani oleh cucunya.

[caption id="attachment_400032" align="aligncenter" width="500" caption="Lebih dekat dengan pahatan Prasasti Batutulis Bogor"]

14250495692008253306
14250495692008253306
[/caption]

Setelah mengisi buku tamu, ibu tua yang bertugas sebagai juru pelihara situs mempersilahkan saya masuk ke dalam ruangan (cungkup) yang ukurannya tidak terlalu besar. Di dalamnya berisi beberapa batu purbakala yang merupakan warisan raja Kerajaan Pajajaran.

Salah satunya yang menarik perhatian para pengunjung situs adalah Prasasti Batutulis. Prasasti ini berupa lempengan batu setinggi 151 sentimeter. Lebarnya mencapai 145 cm dan memiliki ketebalan 12-14 cm. Uniknya, tulisan yang terpahat pada lempengan batu menggunakan bahasa Sunda kuno.

[caption id="attachment_400033" align="aligncenter" width="500" caption="Prasasti Batutulis Bogor ditetapkan sebagai benda cagar budaya"]

14250497832119498807
14250497832119498807
[/caption]

Bila diperhatikan lebih seksama, di depan lempengan prasasti terdapat batu yang di bagian atasnya bergambar telapak kaki manusia dewasa. Konon cap telapak kaki itu menjadi milik Raja Surawisesa yang merupakan putra Prabu Siliwangi dari Kerajaan Pakuan Pajajaran. Di sebelah atasnya ada batu lagi dengan ukuran lebih kecil. Batu itu bercap lekukan lutut.

Secara lengkap dalam kompleks Situs Batutulis Bogor terdapat 15 buah batu purbakala yang merupakan warisan Kerajaan Pakuan Pajajaran. Terbagi menjadi : 6 buah batu berada dalam cungkup, 1 batu berada di luar cungkup, 2 batu berada di serambi dan sisanya sebanyak 6 buah lagi berada di halaman.

[caption id="attachment_400034" align="aligncenter" width="500" caption="Ibu tua juru pelihara situs ditemani sang cucu"]

14250499921266831021
14250499921266831021
[/caption]

Mungkin ini yang kurang diperhatikan (maaf) oleh pengelolah Situs Batutulis Bogor, seperti halnya beberapa situs bersejarah yang pernah saya kunjungi di daerah lain yakni pencantuman keterangan sejarah mengenai situs secara lebih lengkap.

Dengan memasang papan informasi yang lebih otentik dan terinci itu para pengunjung (wisatawan atau penikmat sejarah) akan mendapatkan kejelasan tentang situs bersejarah yang telah dikunjunginya.

[caption id="attachment_400035" align="aligncenter" width="400" caption="Batu tegak di halaman "]

142505015930480411
142505015930480411
[/caption]

Sehingga sepulang dari mengunjungi situs bersejarah itu, mereka akan memperoleh  gambaran (pengetahuan) sejarah yang mungkin sangat berguna bagi dirinya sendiri atau bisa disampaikan kepada anak-cucunya yang ada di rumah.

[caption id="attachment_400036" align="aligncenter" width="400" caption="Batu runcing dalam cungkup yang mirip (maaf) penis"]

14250503201329280524
14250503201329280524
[/caption]

[caption id="attachment_400037" align="aligncenter" width="400" caption="Kurang jelas mengenai keterangan sejarah batu ini"]

14250504551921454070
14250504551921454070
[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun