Mohon tunggu...
Humaniora

TelkomCel, Menjaga Marwah dan Martabat Merah Putih di Negara Tetangga

28 Agustus 2016   20:12 Diperbarui: 28 Agustus 2016   20:28 1149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sesaat pesawat yang saya tumpangi mendarat di Bandar Udara Internasional Presidente Nicolau Lobato, Dili ibukota Timor Leste, ingatan saya langsung mengembara dalam kilas balik bahwa negara ini pernah menjadi bagian dari Republik Indonesia. 

Saya yang tiba di kota Dili 24-25 Agustus 2016, beberapa hari sebelum pelaksanaan referendum Timor Timur 17 tahun yang lalu (30 Agustus 1999), dimana sebahagian besar masyarakat Timor Timur kala itu memilih untuk berpisah dengan RI melalui proses referendum yang sangat bersejarah bagi lahirnya kemerdekaan negara Timor Leste pada 20 Mei 2002.

Sulit bagi saya untuk melepaskan bayangan sejarah tersebut. Terlebih pada saat saya mengunjungi sebuah kantor yang dulunya adalah Gedung dan Sentral Telepon Digital Dili yang dimiliki oleh Telkom, dimana prasasti peresmian masih terpasang utuh, sebuah prasasti yang ditandatangani oleh Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi alm. Jend. Susilo Sudarman pada 30 Mei 1988. Ini menambah semangat akan romantisme sejarah.

Setelah mengunjungi tempat bersejarah tersebut, giliran saya diajak ke kantor TelkomCel, subsidiary Telkom Indonesia International (TelIn) yang masih merupakan anak perusahaan Telkom Group yang telah memenangi tender penyelenggaraan Full Service Network Provider di Timor Leste dan resmi berdiri sejak Januari 2013 silam.

Hingga kini, perkembangan TelkomCel dalam bersaing melayani pasar telekomunikasi di Timor Leste juga tak kalah hebatnya. TelkomCel mampu menunjukkan diri sebagai operator yang cukup diperhitungkan. TelkomCel mampu memberi layanan dengan tarif bersaing dibandingkan dua operator pesaing ; Timor Telecom (milik BUMN Timor Leste) dan Telemor (operator yang berasal Vietnam). Salah satu keunggulan TelkomCel adalah dukungan Link Transport Network yang dimiliki Telkom Group dari perbatasan Atambua, NTT.

TelkomCel dibawah kepemimpinan Dedi Suherman, CEO TelkomCel, tidak hanya menawarkan layanan mobile telecommunication berupa voice, data dan sms, namun juga melayani berbagai solusi untuk pelanggan Enterprise dan Wholesale/International. Yang luar biasa, hingga kini kontribusi revenue TelkomCel 40% diantaranya berasal dari segmen Enterprise ini. Ini menunjukkan bahwa pasar di Timor Leste semakin menarik dan berkembang.

Dedi Suherman, -dengan dibantu karyawan organik Telkom Grup kurang dari 20 orang-, mengakui ditengah keterbatasan infrastruktur teknologi yang dimilikinya tidaklah memudarkan semangat untuk tetap memberikan layanan terbaik bagi 1,2 Juta penduduk Timor Leste. “Kami selalu membudayakan inovasi dan mengembangkan kreatifitas. Termasuk pemanfaatan Infrastruktur Telkomsel (ex-Swap) dan mobile combat Flexi untuk kami manfaatkan disini. Perangkat tersebut masih dapat dioptimalkan di Timor Leste untuk memenangkan persaingan di bisnis telekomunikasi,” ungkapnya.

Bagi saya, sosok Dedi Suherman ini luar biasa. Dalam kesempatan briefing dengan seluruh timnya, saya menyampaikan 3 faktor yang mendasari kehebatan tim TelkomCel ini. Pertama, faktor Mentalitas. Mentalitas karyawan baik yang organik maupun non-organik memiliki semangat luar biasa untuk mengabdi meskipun di negara orang.Untuk mentalitas ini, saya sengaja mengutip tulisan mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan saat menghadiri peresmian TelkomCel dulu, sebagai berikut : “Di situ (TMP Seroja), saya merenungkan jasa dan pengorbanan para pahlawan yang jumlahnya lebih dari 3.000 orang itu. Di situ, saya meneguhkan tekad bahwa pengorbanan mereka tidak boleh sia-sia. Tujuan mereka dulu adalah untuk membangun jajahan Portugal tersebut agar tidak terus-menerus menderita. Tujuan itu kini bisa diamanatkan untuk diteruskan BUMN: ikut membangun Timor Leste secara ekonomi. Maka, teman-teman BUMN bertekad untuk terus aktif memenangi berbagai macam tender proyek di sana.”

Lalu, faktor kedua, mampu menjaga Marwah (harga diri) sebagai karyawan PT. Telekmomunikasi Indonesia salah satu BUMN RI. Ini sangat penting, karena keberadaan TelkomCel bukan hanya untuk jangka pendek, namun jangka panjang. Bahkan kesuksesan di Timor Leste juga akan menaikkan corporate value Telkom sebagai salah satu operator telekomunikasi terbesar di Asia Pasific.⁠⁠⁠⁠

Terakhir, faktor Martabat. Dedi Suherman dan tim tidak hanya sekedar mengemban tugas perusahaan, namun lebih besar dari itu, yakni sekaligus menjaga martabat Bangsa Indonesia. Indonesia sebagai negara tetangga memiliki keuntungan ganda dibanding operator dari negara lain. Keuntungan tersebut bukan hanya dari sisi bisnis, namun lebih dari itu, menegakkan martabat sebagai bangsa besar, Republik Indonesia, negara yang harus diperhitungkan dalam kancah bisnis internasional.

Akhirnya, saya ingin mengucapkan kepada seluruh rekan-rekan TelkomCel, selamat berbakti dan membuktikan bahwa TelkomCel sebagai bagian tak terpisahkan dari Telkom Group adalah operator telekomunikasi besar, the king of digital dari Indonesia, semakin eksis dan tentu saja turut meningkatkan perekonomian masyarakat Timor Leste. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun