Aku bukan perokok dan sangat terganggu jika ada orang yang merokok didekat aku. Dulu sebelum berhenti total merokok, aku pernah mengalami rasanya sebagai perokok berat.
Dalam sehari aku menghabiskan rokok bisa dua sampai tiga bungkus, sampai kuku jari aku kuning semua. Namun karena memang aku sudah punya niat untuk berhenti merokok, ya akhirnya bisa juga total berhenti merokok.
Disaat pikiran lagi mumet, stress dililit masalah, rokok sangat membantu merilekskan beban pikiran. Apalagi kalau udara dingin atau disaat hujan, sebatang rokok ditemani secangkir kopi panas dan ubi rebus atau pisang goreng yang mengepul, betapa nikmatnya.
Namun itu dulu. Sekarang aku menerapkan pola hidup sehat. Filosofi aku, tubuhku adalah istanaku. Tentu saja sebagai istana harus selalu dijaga kebersihannya agar senantiasa tak tercemar dengan sesuatu yang kotor.
Menyimak wacana pemerintah yang berniat mengurangi jumlah perokok dengan menaikkan harga rokok yang fantastis itu bagiku jelas bukan solusi yang tepat untuk mengurangi jumlah perokok di Indonesia.
Menaikkan harga rokok secara semena-mena justru hanya akan menimbulkan banyak kerugian daripada keuntungan yang diperoleh. Keuntungannya ya paling orang yang kantongnya pas-pasan akan berpikir seribu kali untuk membeli sebungkus rokok yang harganya jika buat beli beras sudah dapat 5 liter, lumayan bisa memberi makan sekeluarga selama berhari-hari lamanya.
Mereka akan beli rokok hanya ketika ada rejeki lebih, namun sebagai perokok aktif tentunya akan sangat menyiksa mereka ketika keinginan untuk merokok tak terpenuhi akibat dari harga rokok yang melambung tinggi itu.
Itu kalau kita bicara dari sisi keuntungannya ya, tapi bagaimana kalau kita bicara dari sisi kerugian yang ditimbulkan jika pemerintah menaikkan harga rokok sampai Rp 50 ribu per bungkus? Tentunya akan sangat banyak kerugiannya, setidaknya dari parameter sudut pandang sebab akibat berikut ini;
1. Jumlah Kriminalitas Akan Meningkat
Dengan menaikkan harga rokok yang sebegitu mahalnya untuk ukuran sebungkus rokok, maka otomatis daya beli masyarakat perokok pun akan menurun dratatis. Para perokok berat akan berupaya sebisa mungkin dengan segala macam cara agar keinginan mereka untuk merokok dapat terpenuhi.
Disaat keinginan untuk merokok yang begitu kuat, namun uang tak cukup untuk beli rokok, maka mereka akan nekat melakukan pencurian, perampokkan toko kelontongan yang menjual rokok, penodongan, dan bahkan menghabisi nyawa orang lain jika korban yang dirampok melakukan perlawanan.