Setiap orang pasti pernah berbuat kesalahan. Siapapun itu, tanpa terkecuali. Manusia memang memiliki keterbatasan. Kemampuan mengolah situasi dan kondisi yang dihadapi, tentunya setiap orang berbeda-beda.
Tak terkecuali Komnas Anak pun tak terlepas dari melakukan kesalahan. Mereka juga manusia. Kesalahan fatal Ketua Komnas Anak itu, Arist Merdeka Sirait, yang tanpa prosedur dengan semena-mena "mengevakuasi" anak-anak di Panti Asuhan Samuel, Tangerang. Menurutnya anak-anak itu harus harus diselamatkan terlebih dahulu, tak ada yang perlu didebatkan lagi. Sirait pun lantas melarikan anak-anak itu atas dasar kemanusiaan.
Tanpa prosedur pengambilan anak, ini sama saja dengan tindakan penculikan. Tindakan "evakuasi" ini Ibaratnya Sirait ingin menunjukan arogansinya dengan cara bawa tindakan Komnas Anakpasti selalu benar.
Mungkin Sirait ini lupa, Panti Asuhan Samuel itu pun juga telah menjalankan amanah atas dasar kemanusiaan dengan merawat anak-anak yang tak punya orang tua itu selama belasan tahun, dari mereka masih bayi sampai mereka dewasa. Lantasa, atas dasar kemanusiaan seperti apa yang Sirait maksud?
Bicara mengenai tudingan dugaan penyekapan dan penyiksaan yang katanya dilakukan oleh pemilik Panti Asuhan Samuel itu, itu masih dugaan. Belum ada bukti. Masih dilakukan penyelidikan oleh pihan berwajib. Kalau ku lihat dari cara bicara anak belasan tahun yang di wawancara TV One itu, dari matanya saja sudah ketahuan. Matanya liar. Anak itu anak bengal.
Mungkin saja warisan gen dari orang tuanya dulu yang bengal pula. Ya pantas lah kalau di ajar sedikit keras, karena menurut pengakuan anak itu, ia sering kabur dari Panti Asuhan, dan sering kabur pula tanpa kasih tahu pergi main games di Warnet.
Selain Komnas Anak, ada pula LBH Mawar Sharon yang tanpa mengusung asas praduga tak bersalah dengan menghakimi suami istri pemilik panti asuhan itu bahwa anak-anak yang mereka asuh adalah "korban" kekerasan. Sah-sah saja mereka berkata demikian. Sah-sah saja mereka mewakili anak-anak itu dari sisi hukum, tak ada yang melarang. Namun apakah LBH Mawar Sharon itu sudah instropeksi diri dan menjalankan nilai-nilai Kristiani, jangan menghakimi sesamamu, sebelum ada bukti yang sahih?
Ini ibaratnya mereka melihat selumbar di mata saudara seiman mereka, sedangkan balok di dalam mata mereka tak mereka ketahui.
Sungguh aku kasihan melihat raut wajah lelah dan letih pemilik Panti Asuhan itu yang menjawab rentetan dan berondongan pertanyaan dari TV One itu yang lagak mereka macam penyidik Mabes Polri saja.
Belum lagi pernyataan konyol itu Dirjen Departemen Sosial yang diundang TV One blusukan ke Panti Asuhan itu, dan ditayangkan secara Live. Ini Dirjen mengklaim bahwa panti asuhan itu jauh dari standard kelayakan.
Anda sebagai wakil dari pemerintah, apakah anda pernah memberikan bantuan supaya panti asuhan itu layak dan memenuhi standard kelayakan yang anda agul-agulkan itu dengan jumawa? Jangan hanya bisa bicara aturan kelayakan. Apa tindakan Instansi anda selama ini? Nol besar.