Mohon tunggu...
Mawalu
Mawalu Mohon Tunggu... Swasta -

Mawalu

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Senjakala Taksi Berargo

21 Maret 2016   19:31 Diperbarui: 24 Maret 2016   15:45 1436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Senjakala Taksi Berargo| Ilustrasi: Reuters"][/caption]Ribut-ribut soal Taksi berbasis online yang bikin gerah para pengusaha taksi di ibukota negara ini, sejatinya menjadi cambuk dan pecut bagi para pengusaha Taksi berargo untuk berinovasi disesuaikan dengan tuntutan jaman, karena perkembangan teknologi saat ini tak dapat dipungkiri lagi telah menjadi basis kebutuhan utama setiap orang yang aktifitasnya padat di kota besar seperti Jakarta ini.

Dulu itu ya kalau kita mau belanja ke Mall atau Supermarket, maka kita harus susah payah naik angkutan umum, berpanas-panas ria dempet-dempetan dalam angkot, atau berhujan-hujanan sambil bawa payung, menuju Mall atau Supermarket untuk belanja, namun kini hanya dengan beberapa kali klik di HP, barang yang kita butuhkan diantar sampai didepan pintu rumah.

Dulu kalau kita mau transfer uang ke kerabat atau sobat setia yang membutuhkannya, atau bayar layanan televisi berbayar, bayar listrik, bayar kartu kredit, dan lain sebagainya, kita harus susah payah naik angkutan umum ke ATM terdekat, plus rela ngantri sambil mengelus dada dan tepok jidat menunggu orang didepan kita yang dengan cueknya berlama-lama menyelesaikan segala jenis transaksi, namun kini hanya dengan beberapa kali klik di HP, maka bereslah semua urusan melalui aplikasi Mobile Banking.

Kalau dulu kita mau mengikuti berita-berita aktual terkini, maka mau tak mau kita harus berlangganan koran harian dan bayar bulanan, namun kini hanya dengan beberapa kali klik di portal-portal berita online di HP, maka dalam hitungan menit berbagai jenis berita terbaru yang aktual dan fresh fom the oven, sudah tersaji dan terpampang dengan jelas didepan mata.

Kalau dulu kita mau telpon pacar, maka kita harus bersusah payah menukar koin di warung-warung, atau pura-pura beli permen di kios-kios supaya dapat kembalian dalam bentuk koin, lalu menuju telpon umum dipinggir jalan, namun kini hanya dengan beberapa kali klik di BBM, WA, dan media-media chatting lainnya, kita sudah bisa berhai hai ria dengan yayang sang kekasih pujaan hati.

Kalau dulu kita mau menulis aktifitas harian kita supaya bisa dikenang sepanjang masa, maka kita harus bersusah payah naik angkot ke Toko Buku untuk beli pulpen dan buku Diari, namun kini hanya dengan beberapa kali klik di HP,  kita sudah bisa menulis segala jenis aktifitas harian kita di blog-blog online dan media-media sosial.

Begitu pula dengan angkutan umum saat ini, kalau dulu kita mau naik ojek, maka kita harus nyari dulu ojek ke pangkalan, lalu tawar menawar harga sampai mulut berbusa eker-ekeran ribut soal tarif, karena tak ada tarif tetapnya itu, baru bisa kita berangkat menuju tujuan.

Kini hanya dengan beberapa kali klik, maka dalam hitungan menit, abang ojek online sudah menelpon dengan ramah siap menjemput diantar ke tujuan, dimana kita tak perlu khawatir lagi berapa harganya karena di aplikasi ojek online sudah tertera harga yang sangat murah dengan adanya program discount sampai tujuan.

Oleh sebab itu, para pengusaha taksi berargo saat ini enggak usah lah kebakaran jenggot karena fulus dan kepeng semakin berkurang masuk ke dompet, lalu muring-muring, memprovokasi pemerintah segala, dan menyuruh semua sopir taksinya mogok dengan tujuan untuk menjegal taksi berbasis online supaya enggak merebut piring makan mereka. Padahal semua orang juga butuh makan, right?

Namun upaya apapun yang dengan segala macam cara, baik secara curang maupun resmi, yang ditempuh oleh para pengusaha taksi berargo yang kelihatannya saat ini sudah mulai depresi tingkat dewa sehingga cenderung keblinger, yang jelas tak akan mampu membendung laju kemajuan teknologi angkutan taksi berbasis aplikasi. Ini sudah takdir tuntutan jaman, boss. Tak bisa kalian pungkiri itu.

Yang jelas, intinya semua orang ingin hidupnya praktis, enggak ribet, dan semua urusan cepat kelar dan beres dalam tempo waktu yang sesingkat-singkatnya. Kalau terbentur dengan aturan main dan perundang-undangan yang berlaku di negeri ini, ya disesuaikan dong aturan itu terkait angkutan umum berbasis aplikasi. Mekanismenya bagaimana, silahkan duduk bersama dan diskusikan dengan instansi-instansi pemerintah terkait.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun