Mohon tunggu...
Mawalu
Mawalu Mohon Tunggu... Swasta -

Mawalu

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sebagai Pendukung Prabowo Subianto, Entah Kenapa Aku Kok Ya Kurang Sreg dengan Si Setya Novanto Ini

11 Desember 2015   20:31 Diperbarui: 12 Desember 2015   12:18 1731
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bukan karena aku tak punya jiwa Korsa sebagai sesama pendukung Prabowo Subianto ya, tapi jujur saja sejak kasus Freeport Gate (Aku lebih suka pakai istilah Freeport Gate daripada istilah Papa Minta Saham) ini melenting ke permukaan, entah kenapa aku kok ya akhir-akhir ini merasa selalu saja ada ganjalan dalam hati dan kurang sreg dengan sepak terjang si Setya Novanto itu.

Lagipula ngapain juga aku harus bela dia mati-matian, memangnya dia itu siapa? Nggak ada untungnya bagi aku. Yang aku bela cuma Prabowo Subianto doang. Kalau Setya Novanto ini kan hanya salah satu kader gerbong partai yang masuk dalam koalisi KMP saja, enggak ada urusan itu bagi aku.

Yang bikin aku enggak sreg dengan si Setya Novanto ini, yang pertama, dalam dua kali pertemuannya dengan Boss Freeport, Maroef Sjamsoeddin, ia bawa The Master of Puppet yaitu si pengusaha swasta yang licik bagai ular, namun tak tulus seperti merpati, si Riza Chalid itu.

Dengan cara model begitu, motifnya sudah jelas, pertemuan itu murni bisnis daripada sekedar mengurus negara (sesuai istilahnya). Dua kali ia bawa si Riza Chalid itu bertemu Maroef Sjamsoeddin, apa hubungannya coba? Korelasinya untuk mengurus negara itu dimana? Kalau aku yang jadi Ketua MKD, sudah babak belur orang ini ku bikin sampai tinggal ampasnya saja.

Sejak ia didapuk jadi Ketua DPR RI secara siluman, apa sumbangsih Setya Nobanto untuk mengamankan kepentingan gerbong KMP dan Prabowo Subianto? Enggak ada, bukan? Yang ada justru berbagai polemik timbul silih berganti sehingga bikin Prabowo Subianto tambah babak belur. Di pilpres sudah babak belur, kini tambah babak belur pula akibat ulah reseh si Setya Novanto ini.

Yang kedua, si Setya Novanto ini adalah murni Businessman daripada fungsinya yang sebagai wakil rakyat itu. Coba Anda bayangkan, empat periode iaenikmati kursi wakil rakyat itu, rakyat yang manakah yang telah ia wakili? Lantas apa yang telah diperoleh rakyat yang katanya ia wakili itu? Enggak ada, bukan?

Dalam kapasitasnya sebagai wakil rakyat, si Setya Novanto ini mewakili Dapil NTT Dua yang meliputi pulau Timor, Rote, Sabu, dan Sumba. Lihai juga politikus yang satu ini, Dapilnya yang ia pilih itu propinsi yang jauh dan terpelosok supaya aman dari sorotan.

Tapi ya namanya juga Businessman yang memanfaatkan politik sebagai gerbong untuk memperoleh keuntungan pribadi yang sebesar-besarnya, maka dimana kukunya mencengkram, disitu ia olah dengan lihai, karena otak bisnisnya jalan.

Bagi Anda yang belum tahu, asset dan kekayaannya di NTT itu meliputi Novanto Center yang mewah di wilayah Kelapa Lima, Kota Kupang, Rumah Tenun NTT di Kelurahan Maulafa yang dikelola istrinya, Deisti Novanto.

Selain itu, Setya Novanto ini juga punya Hotel Bintang Lima di Labuan Bajo yang nilai investasinya fulusnya tembus sampai Rp 120 miliar. Bukan hanya itu saja, Setya Novanto juga memiliki asset lainnya berupa Sentra Agrobisnis di Manusak, Kabupaten Kupang.

Yang lebih mantafs lagi, si beliau ini bahkan punya Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Kawasan Industri Bolok, Kupang, serta pabrik garam di NTT. Padahal rakyat NTT yang ia wakili itu masih hidup dibawah garis kemiskinan dan serba kekurangan. Ironis, bukan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun