Presiden Filipina Rodrigo Duterte akhirnya mengucapkan selamat kepada Presiden Amerika Serikat terpilih, Donald Trump. Ia berharap dapat bekerjasama dengan Trump untuk meningkatkan hubungan diplomatik kedua negara dengan hubungan yang saling menghormati, harmonis, dan saling menguntungkan satu sama lain.
Dengan kemenangan mutlak Donald Trump menjadi orang nomor satu di Amerika Serikat itu, Duterte berharap Presiden Amerika terbaru kali ini lebih baik dari Barrack Obama yang baru-baru ini (4/10/2016) ia umpat dengan ucapan go to hell Obama (Aljazeera News).
Dengan kemenangan Trump yang mengejutkan dunia itu, sikap Duterte terhadap Amerika Serikat justru melunak. Presiden yang dijuluki sebagai The Punisher ini memuji sistem demokrasi di Amerika dan rasionalitas pola berpikir orang Amerika yang justru memilih Presiden yang kontroversial.
Padahal sebelumnya Duterte pernah murka lantaran statement-nya Trump yang bikin panas kupingnya. Duterte pernah menantang Trump untuk adu jotos dengan dirinya karena ia tersinggung berat dengan ucapan Trump yang melarang warga Filipina masuk ke Amerika Serikat.
Dalam salah satunya pidato kampanyenya, Trump menyerukan larangan imigran gelap dari negara-negara seperti Afghanistan, Irak, Maroko, Pakistan, Filipina, Somalia, Suriah, Uzbekistan dan Yaman memasuki Amerika Serikat. Trump menyebut para imigran gelap yang masuk Amerika secara illegal itu dengan sebutan “hewan”.
Trump juga mengecam Duterte yang dianggapnya sebagai Presiden yang anti Amerika. Kecaman ini dilontarkan oleh Trump karena Duterte mengusir pasukan militer Amerika agar angkat kaki dari pangkalan militer di Filipina.
"Saya ingin negara saya bebas dari kehadiran pasukan militer asing", ucap Duterte dalam pidatonya pada hari kedua lawatannya ke Jepang (CNN). Bukan hanya itu saja, Duterte juga mempersilahkan para pengusaha Amerika segera angkat kaki dari negaranya.
"Saya pikir itu hal yang mengerikan bahwa Amerika diusir dengan semena-mena dari suatu negara," ucap Trump sebagai reaksinya terhadap keputusan Duterte itu. Namun Trump juga tak menampik reaksi keras Duterte itu akibat ulah Barrack Obama juga yang dianggapnya tak mampu membangun komunikasi yang baik dan hubungan yang harmonis dengan Duterte.
Kemarahan Duterte Terhadap Amerika Serikat dan Obama
Kemarahan Duterte terhadap Amerika Serikat, khususnya kepada Barrack Obama, tentu saja ada pemicunya. Obama dianggap lancang oleh Duterte yang mengecamnya telah melakukan pelanggaran HAM berat dengan membunuh ribuan Bandar narkoba dalam perangnya Duterte melawan narkoba di Filipina.
Duterte mengumpat Barrack Obama dengan sebutan son of a bitch. Bukan hanya Obama saja yang kena semprot, Kedutaan AS di Filipina juga kena damprat dari Duterte dengan menyebut mereka sebagai sekumpulan manusia homo keparat (huffingtonpost). Duterte juga mengancam akan memutuskan hubungan diplomatiknya dengan Amerika Serikat dan menjalin hubungan yang lebih erat dengan Tiongkok dan Rusia.