PDIP akhirnya memberi sinyal positif akan bergabung dengan Golkar, Hanura, dan Nasdem untuk mendukung Ahok-Djarot dalam konstelasi perhelatan Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta periode 2017-2022. Hal ini dikonfirmasi oleh Sekjen DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto (Sumber).
Tentu saja ada alasan yang kuat dan tak bisa ditawar-tawar lagi kenapa PDIP akhrnya harus berkiblat mendukung Ahok, karena saat ini elektabilitas Ahok yang semakin hari semakin melambung tinggi, belum ada satu sosok maupun kandidat yang mampu menandinginya, termasuk Risma.
Risma yamg sedari awal menolak ikut terlibat dalam perhelatan dunia persilatan pilkada DKI akhirnya bisa tersenyum lega. Beban berat yang menyiksanya karena adanya pemaksaan kehendak untuk menyeretnya dalam pusaran kepentingan politik segelintir oknum dan golongan itu akhirnya membuatnya plong dan ringan.
Sudah menjadi habitatnya, Risma lebih fokus mementingkan mengurus warga Surabaya daripada ngiler berambisi jadi Gubernur DKI Jakarta yang tendensius karena ia harus berpijak dengan dua kaki institusi kekuasaan.
Jangankan jadi Gubernur DKI, jadi Menteri saja ketika namanya masuk dalam susunan Kabinet Kerja bentukkan Jokowi-JK diawal pemerintahan Jokowi pun ditolak mentah-mentah oleh Risma. Apalah artinya jabatan Gubernur dibandingkan jabatan Menteri negara? Artinya Risma adalah orang yang tak berambisi dan haus akan kekuasaan.
Pilkada DKI Jakarta bukanlah ajang sebagai perebutan kekuasaan semata. Jadi pemimpin bukan hanya sekedar kekuasaan, akan tetapi bagaimana seorang pemimpin bisa membuat warganya sejahtera karena jabatan sebagai Gubernur DKI Jakarta adalah amanah dan titipan Tuhan yang tak bisa dipecundangj begitu saja.
Dibutuhkan kebulatan tekad yang total bukan parsial. Kalau Risma serakah dengan kekuasaan, saat ini Risma adalah seorang Menteri dalam Kabinet Kerja, bukan Walikota Surabaya. Semua itu ia lakukan karena ia tak mau mengekspresikan politik sebagai tungku kekuasaan yang menyeretnya masuk ke dalam bilik keserakahan di mana ujung-ujungnya rakyat yang jadi korban.
Perjuangan Jihad terbesar dalam hidup ini yaitu melawan dan mengendalikan nafsu keserakahan akan kekuasaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H