Kejadian lucu ini aku alami hari Kamis, 21 Mei 2014 yang lalu di bundaran patung kuda, Sudirman Jakarta. Aku lupa sharing disini gara-gara larut dalam euforia Pilpres 2014 sehingga menulis tentang politik melulu. Mumpung hari ini aku enggak ada ide menulis tentang politik, aku lantas teringat dengan kejadian itu.
Siang itu pukul 11.30 aku melintasi jalanan Sudirman dari arah Dukuh Atas menuju Plaza BII. Ketika sampai di bundaran patung kuda sebelum Monas aku lalu memutar berbalik arah dengan tujuan menuju Plaza BII.
Aku enggak memperhatikan rambu lalu lintas yang tak membolehkan langsung putar balik karena buru-buru janjian dengan Customer, aku langsung bablas saja. Apes bagi aku, traffic lights lampu merah menghadang. Seorang Polantas datang mendekat.
Ia berhenti tepat disamping kaca mobil, memberi hormat, dan memberi tahu bahwa aku melanggar rambu lalu lintas. Pak Polantas itu lalu meminta aku menunjukan SIM dan STNK.
Kepalang basah ketangkap melanggar rambu, otak kanan aku langsung bereaksi bagaimana caranya supaya lolos karena jujur saja aku paling malas harus ngantri di Pengadilan apalagi bayar calo disana supaya urusan cepat kelar.
"Maaf pak aku lagi buru-buru soalnya lagi janjian ketemu dengan pejabat Polda di Sarinah", aku ngeles dengan harapan nothing to loose. Kalau ia percaya, maka lolos-lah aku. Kalau ia tak percaya ujung-ujungnya tetap kena tilang juga.
"Anda telah melanggar lalu lintas, dan sesuai peraturan Anda dikenakan sanksi tilang", pak Polantas itu menjelaskan dengan kaku dan raut wajahnya mulai kelihatan ngeper.
"Yaah, gimana sih bapak. Aku ini ada urusan penting dengan pejabat Polda. Aku enggak enak-lah sama pak Boy, beliau sudah menunggu lama sejak pukul 10.30 tadi", ku jelaskan dengan raut wajah seserius mungkin dan intonasi suara yang seolah-olah terburu-buru.
Raut wajah dan sikap Pak Polantas itu mulai kelihatan klemar-klemer. Merasa diatas angin, aku lantas pura-pura buru-buru ambil HP seolah-olah ada telpon yang masuk.
Sambil menunduk kesebelah kiri kursi mobil, supaya pak polantas itu enggak melihat layar HP yang tak menunjukkan ada telpon masuk, dan dengan suara agak sedikit kubuat kencang, "Siang pak Boy, maaf pak aku mungkin agak terlambat sampai di Sarinah pak, ada sedikit kendala. Nanti aku jelaskan setelah ketemu Bapak disana ya pak."
Pak Polantas itu mengetok pintu mobil aku, lantas buru-buru mengembalikan SIM dan STNK aku sambil bilang, "Ya sudah, sudah. Lain kali tolong diperhatikan rambu-rambu lintas !"