Makin lama makin runyam saja. Kemenhub ngotot membekukan ijin terbang AirAsia tujuan Surabaya-Singapura lantaran AirAsia mengubah ijin penerbangan tanpa persetujuan Kemenhub, sedangkan Singapura bilang tak mungkin itu AirAsia bisa terbang antar negara kalau tak ada izin dari otoritas penerbangan negara setempat.
Pihak otoritas Penerbangan Sipil Singapura (CAAS) dan Changi Airport Group (CAG) bilang yang jelas schedule penerbangan AirAsia tujuan Surabaya-Singapura sudah mengantongi ijin terbang karena adanya faktor ketersediaan alur lalu lintas udara dan perjanjian bilateral kedua negara plus ketersediaan slot bandara yang tersedia.
Singapura menegaskan bahwa selama ini AirAsia telah mengoperasikan schedule penerbangan mereka yang dilakukan pada hari Senin, Rabu, Jumat dan Minggu. Pesawat AirAsia selalu tiba di bandara Changi pada pukul 08.30 pagi dan mereka return flight ke Surabaya pukul 14.10 siang.
Penerbangan ini pun disesuaikan pula dengan frekuensi penerbangan maskapai untuk persyaratan operasional maupun tuntutan pasar disaat high seasons liburan anak sekolah, Lebaran, Natal, dan Tahun Baru.
Tuh kan?
Secara logika berpikir, sesuatu yang sangat janggal dan aneh tapi nyata kalau AirAsia bisa terbang tapi Kemenhub bilang tak punya izin. Ini penerbangan antar negara, lho, bukan penerbangan lokal misalkan Surabaya-Medan.
Yang jelas segala macam tetek bengek perijinan hubungan bilateral antar negara telah memiliki dasar landasan hukum yang jelas, bagaimana keterkaitan dan korelasi dengan pihak Imigrasi, PT. Angkasa Pura, dan pihak otoritas Bandara baik di Surabaya maupun di Singapura. Memangnya mobil, keluar dari garasi langsung tancap gas menuju pintu tol terdekat.
Ini artinya memang ada sindikat oknum di Dinas Perhubungan Udara yang punya otoritas tertinggi yang meneken persetujuan ijin schedule penerbangan AirAsia itu yang main mata dengan AirAsia, Angkasa Pura, dan pihak otoritas Bandara Juanda di Surabaya. Kebangetan banget ya kalau begini ini. Mereka sendiri yang bikin aturan, mereka pula yang melanggar. Bagaimana bisa, coba?
Lantas kenapa pak Jonan tak tahu akan hal ini?
Link: