Mohon tunggu...
Mawalu
Mawalu Mohon Tunggu... Swasta -

Mawalu

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jokowi Nyapres, Bakrie Meradang, Prabowo Geram

17 Maret 2014   02:55 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:52 548
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Gonjang-ganjing dunia persilatan perpolitikan pasca Pilpres 2014 saat ini memasuki babak baru. Manuver cantik dari partai berlambang banteng yang resmi mengukuhkan Jokowi sebagai calon Presiden dari PDIP bagaikan menambah arang dalam tungku panas, sehingga semakin panas membara.

Salah satu tokoh yang kena pancingan arang panas PDIP itu yaitu Aburizal Bakrie. Calon Presiden yang diusung Partai Golkar itu tanpa basa-basi meminta kepada seluruh rakyat Indonesia agar jangan sekali-kali memberikan suara kepada pemimpin yang masih belum berpengalaman, atau masih dalam tahap coba-coba.

Menurut Aburizal Bakrie itu, menentukan pilihan pemimpin negara ini tak bisa hanya dengan coba-coba saja. Jangan sekali-kali anda memberikan suara kepada orang yang baru belajar dan belum pengalaman. Karena ini menentukan nasib bangsa ini kedepan.

Senada dengan Aburizal Bakrie, calon Presiden dari Partai Gerindra, Prabowo Subianto, pun menyesalkan keputusan Megawati yang mengusung Jokowi sebagai calon Presiden dari PDIP. Menurutnya Megawati telah melanggar Perjanjian Batu Tulis yang telah disepakati dan ditandatangani bersama diatas Materei 6,000, yaitu mendukung Prabowo sebagai calon Presiden 2014 dari Partai Gerindra.

Lantaran kesal karena merasa dipecundangi Megawati, Prabowo pun menyindir Jokowi sebagai sosok seorang pemimpin yang mencla-mencle. Ia berharap kepada kejujuran dan akhlak pemimpin yang selalu pegang teguh kepada janji.

Menurut Prabowo, ucapannya seorang pemimpin harus bisa dipegang. Jangan bicara A, tapi tak dilaksanakan. Dan akan sangat berbahaya sekali bilamana Pemimpin Indonesia yang mencla-mencle. Satu hari bilang A, lalu bilang B. Jam 2 tahu, jam 3 tempe.

Serangan panah-panah api yang panas membara itu dibalas Jokowi dengan guyuran segayung air dingin yang menyegarkan. Jokowi menjawab dengan santai, biarkan saja masyarakat yang nantinya menilai.

Selanjutnya Jokowi bilang bahwa saat ini jamannya demokrasi, yang mau mendukung, ya silahkan saja, yang enggak mau juga silahkan kok. Tak perlu-lah saling menjelekan, saling menyerang, apalagi saling mencemooh. Ayo mari tunjukkan sopan santun dalam berpolitik.

Ya sudah, kita lihat saja manuver politik kedepannya. Yang namanya geliat Politik, kami yang rakyat jelata ini hanya bisa memantau dan menilai. Siapapun Presidennya, yang penting track recordnya bersih, jujur, dan integritasnya sudah teruji nyata.

Dan yang terpenting adalah, kebutuhan sandang dan pangan rakyat jelata terpenuhi dengan baik, tanpa adanya ketimpangan sosial. Hidup aman, damai, dan sejahtera. Itu saja sih. Enggak lebih, enggak kurang kok.

Salam mata-mata.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun