Mohon tunggu...
Mawalu
Mawalu Mohon Tunggu... Swasta -

Mawalu

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Gede Pasek, Hati yang Terluka

18 Januari 2014   17:44 Diperbarui: 2 April 2016   23:11 1175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sepenggal lirik lagu yang populer didendangkan Betharia Sonatha itu sangat cocok dengan apa yang dialami Gede Pasek Suardhika saat ini. Orang bilang politik itu kejam. Lebih kejam dari ibu tiri, dan lebih tajam dari pisau belati, menusuk jantung tembus ke punggung sampai tumbang menggelapar, sampai tak mampu bangkit lagi.

Ungkapan ini ada benarnya. Kawan bisa jadi lawan, lawan pun bisa saja jadi kawan dalam sekejap. Ini yang terjadi pada Gede Pasek saat ini, mantan loyalis Demokrat yang membelot menjadi loyalis Anas Urbaningrum, lalu dipecat tanpa ampun oleh Partai Demokrat. Pemecatan itu terjadi karena mungkin saja SBY tak mau ada musang berbulu domba di Partai besutannya itu.

Bukan hanya dipecat dari Partai Demokrat, Gede Pasek juga dicopot jabatan strategisnya di Komisi III, Dewan Perwakilan Rakyat RI yang terhormat itu. Sakit, teramat sakit. Namun inilah konsekuensinya lantaran Gede Pasek secara terang-terangan mendukung Anas Urbaningrum melalui platform PPI bentukannya Anas itu.

Menurut Max Sopacua, Gede Pasek ini telah melanggar Pakta Integritas yang digagas oleh SBY. Oleh karena ia telah lancang melanggar Pakta Integritas itu, maka Gede Pasek telah dianggap sebagai rivalnya Partai Demokrat, dan tentunya lebih spesifik lagi adalah rivalnya SBY.

Lagian ngapain juga sih si Gede Pasek ini mau-maunya jadi loyalisnya Anas dan menjadi pengurus PPI itu. Cari perkara saja ini. Sudah tahu Anas itu bermasalah, ya sebaiknya dihindarilah. Ibarat kata, kalau bergaul dalam kandang kambing, jangan ikut-ikutan mengembik kalau mayoritas kambingnya mengembik terus tanpa henti bikin rusuh.

Kalau ada yang bilang, ah dasar SBY saja yang lebay, baru segitu saja sudah pecat dan copot jabatan orang segala. Kalau anda punya dasar platform pemikiran macam begitu, maka anda salah besar. Aku kasih tahu anda, pemecatan itu adalah haknya Partai, hak dasar, hak yang tak dapat diganggu gugat oleh para Kadernya. Semua Partai Politik di bumi Nusantara ini juga berlaku demikian.

Supaya anda tahu saja, Gede Pasek ini dikenal sebagai politisi yang licin, lihai, dan ia dikenal sangat dekat dengan Media. Namun selicin-licinnya si Gede Pasek ini, akhirnya ditumbangkan juga oleh Partai Demokrat sampai ia tersungkur.

Menurut Ruhut, jangan seperti kacang lupa kulit lah. Ruhut mengecam Gede Pasek yang menurutnya sudah sangat lupa diri, padahal ia besar karena Partai Demokrat. Apa yang diucapkan oleh Ruhut, mantan sahabatnya Gede Pasek di Partai Demokrat itu, sudah barang tentu benar. Ini pelajaran berharga bagi para pemain watak dalam dunia persilatan perpolitikan di negeri zamrud khatulistiwa ini.

Belajarlah dari kasus Gede Pasek. Jangan coba-coba jadi pemain watak, bicara manis didepan, namun tikam dari belakang. Jangan sampai lirik lagu yang dinyanyikan Betharia Sonata itu benar-benar terjadi pada anda.

"Duluu segenggam emas kau pinang akuu..huwooh....huwooohh....Duluu bersumpah janjii didepan saksiii..namuun semuaaa tinggal ceritaa hati yang lukaaa..."

Hikz.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun