Mohon tunggu...
Mawalu
Mawalu Mohon Tunggu... Swasta -

Mawalu

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Cara Buang Sial dengan Buang Celana Dalam Kotor di Tengah Laut

30 Januari 2014   20:45 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:18 7366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Seorang kawanku yang keturunan cina pernah cerita ke aku bahwa kalau hidup kita sial terus, sering kena musibah dan malapetaka, maka celana dalam yang sedang kita pakai harus dibuang ditengah laut.

Celana dalam itu harus benar-benar kotor dipakai selama berhari-hari sebelum dibuang ke tengah laut. Menurutnya supaya enggak kena sial lagi.

Entah benar atau tidak, tapi menurut pengakuannya, hal itu sudah biasa dilakukan dirinya. Setelah celana dalam kotor dibuang ke laut, hidupnya berubah dari yang sering sial, akhirnya jarang lagi mengalami sial.

Aku hanya tersenyum kecut mendengar ceritanya itu. Memang iya sih hidupnya lumayan maju, usaha dan pekerjaannya pun maju pesat. Tapi bagiku itu karena buah yang ia petik dari hasil kerja kerasnya, bukan karena ia sering buang celana dalam kotor ditengah laut.

Bagiku cara buang sial dengan buang celana dalam kotor ditengah laut hanyalah sugesti negatif yang aneh dalam dirinya. Kalau selalu terikat dengan sugesti negatif dalam diri, maka hidup pun akan selalu terikat dengan hal-hal yang negatif saja.

Aku lalu bilang ke dia apa hubungannya celana dalam kotor kamu itu dengan hidup kamu yang menurutmu selalu saja sial? Ada-ada saja lu. Tak ada korelasinya nasib sial dengan celana dalam kotor. Itu hanya sugesti negatif saja yang mengikat alam bawah sadar.

Namanya juga hidup, ya kadang dibawah, kadang diatas lah. Hari ini miskin, besok bisa kaya. Begitu pulak sebaliknya. Itu sudah hukum alam. Sudah biasa itu.

Tampaknya yang menjadi persoalan dalam cara pandang kawanku ini adalah ketakutannya jatuh bangkrut dan menjadi miskin. Kalau enggak mau sial dalam hidup, ya jangan berprilaku yang membuat orang lain bisa kena sial, apalagi sampai keluar sumpah serapah dan caci maki lantaran mereka ketiban sial akibat ulah kita.

Kalau aku sih lebih percaya hukum karma ya. Manakala kita berbuat baik di dunia nyata, maka hidup kita pun sudah pasti akan mendapatkan kebaikan. Begitu pulak sebaliknya. Kalau pakai cara-cara sembrono macam begitu itu justru menunjukkan prilaku yang konyol, tak tepat tindakan, dan tak cerdas di jaman yang serba touch screen ini.

Ibaratnya, jangan memperlakukan hidup kita ini seperti anjing yang diikat rantai. Hanya bisa menggonggong saja, namun tak mampu menggigit. Sukses atau enggaknya hidup ini tergantung pada keberanian diri menguji semua konsekuensi hidup dalam segala aspek sampai pada batas yang paling fatal.

Kalau aku pribadi, aku selalu mensugesti alam bawah sadar aku dengan hal-hal yang positif saja. Tak mau aku dikuasai oleh aura negatif dalam diri. Aku tak perlu capek-capek lah buang celana dalam kotor ke tengah laut, karena selain berpotensi merusak ekosistem laut, kan kasihan itu ikan-ikan di laut, pada mabok semua nantinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun