Debat pilkada DKI putaran pertama telah usai. Masing-masing paslon (pasangan calon) Gubernur dan Wakil Gubernur telah berhasil menunjukkan kepiawaian mereka untuk merebut hati warga Jakarta. Debat Pikada semalam telah membuka mata seluruh warga DKI untuk memilih calon pemimpin yang terbaik sesuai dengan pola berpikir mereka masing-masing terhadap kualitas masing-masing paslon. Dalam tulisan ini aku tidak membahas jalannya perdebatan karena semua orang juga menonton acara yang prestisius dan dinanti-nantikan oleh jutaan orang. Dalam acara debat pilkada DKI semalam, aku mencatat setidaknya ada dua masukan yang bagus dan positif dari calon Gubernur Anies Baswedan yang ditujukan kepada Ahok, yaitu jumlah koridor Transjakarta yang tidak bertambah dan program Training yang belum dilakukan kepada seluruh Sopir Transjakarta. Jumlah Koridor yang Tidak Bertambah Saat ini ada 12 rute dan rute khusus Transjakarta dengan panjang 172 Km. Seiring dengan bertambahnya kebutuhan warga DKI terhadap jasa Transjakarta, tentunya rute baru juga harus diperluas. Contohnya jalur dari Terminal Lebak Bulus ke arah Halte Ragunan, sampai saat ini belum ada jalur busway, padahal jalur ini cukup padat penumpang yang akan menuju Ragunan, Warung Buncit, Mampang Prapatan, dan Kuningan. Begitu pula dengan jalur dari Fatmawati menuju Blok M, juga belum dilalui Transjakarta. Itu hanya contoh kecil saja jalur-jalur sibuk yang belum dilalui Transjakarta, padahal di seluruh Jakarta ada ratusan jalur sibuk lainnya yang dinanti oleh warga DKI untuk dilalui Transjakarta sehingga kebutuhan akan transportasi yang layak dan manusiawi dapat terpenuhi. Saat ini upaya yang telah dilakukan oleh Ahok yaitu menambah armada bus Transjakarta untuk mengurai penumpang sehingga tidak berjubelan bergelantungan dalam bus. Jumlah bus Transjakarta di Jakarta saat ini sebanyak 1.347 unit dengan berbagai jenis, mulai dari seri vintage sampai merek Mercedes Benz. Ahok menargetkan akan menambah armada bus hingga 3.000 unit pada tahun ini serta memperbaiki fasilitas-fasilitas pendukung dan layanan bus Transjakarta lainnya untuk memenuhi kebutuhan seluruh warga DKI Jakarta. Di tahun 2016, Ahok telah menambah armada baru sebanyak 116 unit bus baru Tranjakarta. Namun yang paling penting dari semua itu yaitu penambahan koridor-koridor baru sehingga dapat mencakupi seluruh Jakarta Program Training Untuk Para Sopir Bus Transjakarta Apa yang disampaikan oleh Anies Baswedan terkait pelatihan terhadap para sopir Transjakarta adalah hal yang baik dan positif. Dalam dunia kerja kita mengenal ada tiga indikator penting demi terciptanya kualitas SDM yang mumpuni, yaitu knowledge, skill, dan attitude. Jika salah satu dari ketiga indikator itu tidak terpenuhi, kualitas sopir Transjakarta tentunya mengkhawatirkan. Contohnya, sekalipun seorang sopir Transjakarta lihai mengemudi bus bus besar Tansjakarta itu, jika attitude mereka jauh di bawah standard, misalkan tidak memahami rambu-rambu lalu lintas, cepat emosi di jalan, tentu saja akan membahayakan nyawa penumpang. Itulah sebabnya aku setuju dengan kritik yang dilontarkan oleh Anies Baswedan agar program-program pelatihan terhadap para sopir Transjakarta sebaiknya diperhatikan oleh Ahok. Kritik yang baik tentu saja hasilnya akan baik juga bagi warga DKI Jakarta. Sopir Transjakarta memiliki gaji yang cukup tinggi dan di atas rata-rata UMP. Oleh karena itu, harus dibarengi pula dengan kualitas knowledge, skill, dan attitude yang mumpuni. Seperti yang disampaikan oleh Anies Baswedan, kualitas manusianya harus diperhatikan, bukan hanya sekedar memoles benda mati. Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H