Tingkat kriminalitas akan semakin menjadi-jadi demi kebutuhan untuk beli rokok yang mahal itu yang tak terjangkau oleh para pecandu rokok kelas bawah.
Orang kalau sudah ketagihan rokok memang susah, cara apapun akan mereka tempuh, sekalipun dengan cara kriminal demi terpenuhinya keinginan mereka untuk merokok.
2. Jumlah Perceraian Akan Meningkat
Ini juga akan terjadi sebagai dampak dari naiknya harga rokok. Para perokok berat akan menghabiskan uang belanja bulanan rumah tangga mereka hanya untuk membeli rokok demi memenuhi keinginan mereka untuk merokok.
Jatah bulanan untuk istri akan dikurangi karena mereka sudah perhitungan pos pengeluaran harus tercukupi untuk kebutuhan rokok bulanan mereka. Dampaknya, pertengkaran dalam rumah tangga akan terus terjadi karena sang suami yang tanpa pikir panjang menghabiskan uang untuk beli rokok.
Selain itu tabungan juga akan terkuras habis jika uang untuk beli rokok tak mencukupi, sehingga akan menimbulkan pertengkaran terus menerus dalam rumah tangga yang ujung ujungnya bisa terjadinya perceraian. Kita semua tahu, faktor perceraian tertinggi yaitu karena faktor ekonomi.
3. Jumlah Pengangguran Akan Meningkat
Dengan harga rokok yang melambung tinggi tak terkira, sudah barang tentu daya beli masyarakat perokok akan menurun drastis. Dengan kondisi demikian, tentu saja akan berdampak pada pabrik-pabrik rokok yang mengalami penurunan pendapatan yang signifikan akibat dari harga rokok yang mencekik leher masyarakat golongan perokok.
Pabrik-pabrik rokok akan kehilangan omzet yang cukup tinggi karena daya beli masyarakat yang menurun drastis. Sebagai dampak dari kehilangan omzet mereka, maka pabrik-pabrik rokok akan dengan sangat terpaksa mengurangi jumlah karyawan mereka demi efisiensi biaya produksi.
Akibatnya jelas, PHK besar-besaran akan terjadi sehingga angka pengangguran pun semakin tinggi.
4. Jumlah Pendapatan Petani Tembakau Akan Menurun Drastis