Mohon tunggu...
Mawalu
Mawalu Mohon Tunggu... Swasta -

Mawalu

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Nasib Sial Bamus Betawi Ditangan Ahok

20 September 2016   23:53 Diperbarui: 21 September 2016   15:16 6114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gegara pidato yang bernuansa SARA, Bamus Betawi kini harus menerima nasib sial ditangan Ahok. Ahok murka karena organisasi ini kelakuannya persis seperti Malin Kundang atau bahasa halusnya kacang lupa kulit. Bagaimana Ahok enggak murka, tiap tahun tuh ya Ahok mengucurkan dana hibah sebesar Rp 4-5 miliar untuk mendukung organisasi ini agar tetap eksis melestarikan budaya Betawi, eh ndilalah malah Ahok ditusuk dari belakang. Mereka memanfaatkan dana hibah itu untuk aktifitas-aktifitas politik yang sialnya orang yang mendukung mereka yang mereka hantam. Pada saat acara Lebaran Betawi di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, pidato mereka yang bernuansa SARA bahwa pokoke Jakarta harus dipegang oleh orang Betawi yang jadi Gubernur, Betawi harus rebut posisi Gubernur, jangan sampai diinjak-injak aseng, ketangkap basah oleh intelnya Ahok dilapangan. Ini ibaratnya kacang lupa kulit dan Malin Kundang tingkat dewa. Akibat prilaku lupa daratan itu, kini mereka menuai sial karena Ahok berang dan menyetop dana hibah yang Rp 4-5 miliar per tahun itu. Nggak bakalan lagi dah bisa pesta pora para pengurus Bamus Betawi yang pada lupa daratan itu. Ahok sudah berjanji dengan dirinya sendiri, selama ia masih jadi Gubernur DKI, enggak bakalan lagi menggelontorkan dana hibah lagi ke mereka. ia nggak bakalan mau tanda tangan untuk mengelontorkan dana itu buat mereka. "Mereka menggunakan dana hibah dari kita untuk main politik. Itu sudah melanggar Pancasila dan UUD 1945," ujar Ahok kesal. "Bagaimana bisa uang rakyat dipakai seperti itu?" Lanjut Ahok yang masih panas hatinya itu. Seperti biasa, orang kalau sudah kepepet ngelesnya tingkat dewa. Dengan segala akal bulus ala abunawas, mereka bilang ada salah paham tuh dari pak Gubernur. Kita enggak main politik kok, hanya menawarkan saja orang-orang Betawi yang jadi Gubernur Jakarta. Mereka juga ngeles bahwa yang pidato itu hanya segelintir oknum saja, bukan mewakili organisasi Bamus Betawi. Makanya jadi orang mbok ya yang cerdas dikit napa. Ngaca dulu sebelum menghujat. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun