Mohon tunggu...
Mawalu
Mawalu Mohon Tunggu... Swasta -

Mawalu

Selanjutnya

Tutup

Politik

Daripada BIN Jadi Badan Intelijen Macan Ompong, Sebaiknya Sutiyoso Cepat Diganti Sama Budi Gunawan Saja

6 Juli 2016   23:52 Diperbarui: 7 Juli 2016   15:53 2548
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yang jelas Jokowi salah pasang orang pegang BIN. Bukannya kerja secara siluman dalam diam, malah semakin berisik saja. Dulu dia minta fasilitas penyadapan dan kewenangan nangkap orang, sekarang ngambek petugas BIN nggak bisa panggil orang untuk interogasi.

Setahu aku tuh ya, secara logika saja, tupoksi BIN itu hanya melakukan aktifitas intelijen secara siluman dilapangan, bukan interogasi orang segala. Kalau interogasi orang itu ranahnya Kepolisian. Mana ada Kepala badan intrelijen di dunia ini, FBI, CIA, KGB, Mossad, dan lain sebagainya yang kerjanya berisik ngambekan minta ini dan minta itu ke negara? Bikin malu saja.

"Indikasi keterbatasan kami jelas, panggil orang untuk interogasi saja enggak bisa, bagaimana?" Ujar Sutiyoso ngambek.

Jadi maunya dia BIN dibawah kendalinya itu bisa sadap orang, bisa tangkap orang, bisa interogasi orang, pokoknya ikut mau-maunya saja. Ini orang nggak cocok jadi Kepala BIN, bukan kompetensinya dibidang itu. Selain itu, usianya juga sudah terlalu tua untuk menjabat posisi sebagai Kepala BIN. Bisanya hanya cari sensasi saja.

Sebelumnya ada wacana Budi Gunawan akan disundul jadi Kepala BIN setelah beliau gagal jadi Kapolri. Sebaiknya Sutiyoso segera diganti Budi Gunawan, kerjanya berisik dan ngambek melulu. Kepala BIN kok ngumbar bacot di media? Gambaran BIN saat ini mirip kisah yang ditulis oleh Hans Christian Andersen tentang seorang anak perempuan penjual korek api di musim dingin.

Anak perempuan itu kedinginan ditengah hempasan hujan salju yang dingin membeku, lalu dinyalakanlah korek api itu sebatang demi sebatang untuk menghangatkan tubuhnya. Setelah nyala api korek padam, dinyalakanlah lagi korek api berikutnya untuk menghangatkan tubuhnya.

Namun anak perempuan itu semakin kedinginan. Batang-batang korek api yang sejatinya harus dijualnya semakin lama semakin habis dibakarnya untuk menghangatkan tuibuhnya dari hempasan salju yang dingin membeku.

Anak perempuan itu kembali kedinginan bersamaan dengan habisnya batang korek api,maka dinyalakanlah lagi korek api berikutnya, sampai akhirnya batang korek api habis, sementara salju semakin lebat dan turun terus tanpa henti.

Keesokan paginya orang-orang yang lewat dijalan itu menemukan anak perempuan itu telah mati membeku diantara batang-batang korek api yang berserakan di sekitarnya. Anak perempuan kecil itu adalah potret gambaran kondisi BIN dibawah kendali Sutiyoso saat ini yang pelan tapi pasti akan mati membeku.

Segera diganti dengan yang lebih muda, lebih gesit, lebih cerdas, lebih licik dan nggak ngambekan. Namanya juga Badan Intelijen Negara, kerja nggak berisik dan banyak bacot. Kerja saja yang profesional secara siluman dilapangan, sedot informasi sebanyak-banyaknya sehingga nggak kecolongan lagi diterobos teroris kelas tokek, lalu meledakkan diri di Sarinah Thamrin dan Polresta Solo.

Bikin malu saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun