Sejak pak Faisal Basri memposting paket tulisan serial tentang sesat pikir Jokowi, banyak para fanatik buta Jokowi Lover yang merasa gerah dan menghakimi pak Faisal Basri semau-maunya seolah-olah mereka yang paling benar, seolah-olah mereka yang paling pintar, Jokowi tak boleh dikritik, orang lain yang mengkritik Jokowi salah semua.
Setiap orang di Kompasiana bebas menginterpretasi apa yang ada dalam isi kepala mereka kedalam bentuk tulisan dengan konsep dan pandangan yang berbeda-beda di alam pikirannya. Begitu pula pak Faisal Basri, hak bagi beliau untuk menulis disini apa yang dirasanya sesat terkait manuver-manuver Jokowi dalam mengemban tugas dan tanggungjawabnya sebagai Presiden.
Hak pula bagi beliau menggunakan parameter konsep dan pandangannya untuk mengukuhkan hak intelektualitasnya yang notabene merupakan hak prerogatifnya untuk mengkritisi pola kebijakan Jokowi dalam membawa bahtera besar yang bernama Indonesia ini agar selamat sampai ke tujuan.
Jika kalian adalah tipikal Pembaca yang cepat tersinggung dan fanatik buta terhadap sosok seorang Jokowi, sehingga mulailah bermanuver dengan saling nyinyir, saling sindir secara halus, dan lebih fatal lagi saling perang postingan demi membela Jokowi yang sudah jadi Presiden itu yang kalian agul-agulkan dengan jumawa secara membabi buta, mau jadi apa masa depan bangsa ini? Aku tanya sekali lagi, mau jadi apa masa depan bangsa ini?
Di Media Sosial manapun, termasuk di Kompasiana ini, setiap orang bebas menulis tanpa ada batasan, namun alangkah baiknya pahami dulu apa maksud sesungguhnya yang ingin disampaikan seseorang dalam tulisan-tulisannya sebelum kalian memberikan penilaian, apalagi sampai semena-mena mengetukkan palu vonis penghakiman tanpa punya niatan untuk memaknai makna tersirat yang ingin disampaikan oleh penulisnya didalam tulisan-tulisannya.
Jangan karena kalian mengidap sindrom penyakit fanatik buta yang susah sembuhnya itu, lantas tanpa berpikir panjang mengambil kesimpulan dan memvonis beliau sesat dan salah kaprah terkait apa yang beliau tulis dalam serial sesat pikir Jokowi, karena merasa diri kalian yang paling pintar dan paling benar, orang lain salah semua. Memangnya kalian itu siapa?
Karena apa yang menurut kalian pak Faisal Basri itu salah kaprah, belum tentu orang lain menganggapnya demikian. Begitu pula sebaliknya. Satu hal lagi yang harus kalian pahami, warna Kompasiana ini adalah keberagaman. Kalau bisa hidup sehat, kenapa harus pilih sakit?
Memang tak ada salahnya menyanggah tulisan orang lain, itu hak prerogatif kalian. Namun kalau itu dilakukan secara berjemaah, satu dua memulai, yang lainnya latah ikut-ikutan menyerang pak Faisal Basri, justru hanya merusak tatanan Demokrasi yang sudah berjalan dengan baik selama ini.Â
Diskriminasi memang ada dimana-mana dalam segala bentuk di segala lini kehidupan berbangsa dan bernegara. So please, jangan memaksakan kehendak kalian semau-maunya bahwa semua orang harus setuju dengan Jokowi, jangan memaksakan apa yang ada dalam kepala orang lain harus sama seperti apa yang ada dalam batok kepala kalian.
Apa jadinya dunia ini jika tak ada perbedaan? Apa jadinya kehidupan ini jika semua orang dipaksakan harus sama dengan pola berpikir kalian? Mau jadi apa nasib bangsa ini?
Dibelahan dunia manapun, perbedaan pandangan dan pola pikir sudah pasti akan ada karena masing-masing orang punya persepsi, masing-masing orang punya cara pandang yang berbeda, masing-masing orang punya pemikiran menurut ukuran dan standard mereka masing-masing.