Mohon tunggu...
Mawalu
Mawalu Mohon Tunggu... Swasta -

Mawalu

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Menulis Itu Nikmat, Ada Ruang dan Waktu yang Terisi oleh Kepuasan Bathin

9 Februari 2016   20:03 Diperbarui: 10 Februari 2016   13:00 698
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah selesai rehat, baru ku lakukan pembetulan tulisan itu satu persatu, membacanya dari awal lagi, memperbaiki posisi titik koma, memperbaiki satu per satu kesalahan typo, mengatur posisi paragraph supaya alurnya berurutan, menyusun komposisi paragraph supaya ramping dan minimalis, karena kalau komposisi paragraph terlalu gemuk dan panjang-panjang, pembaca akan kelelahan membacanya sehingga mengurungkan niat mereka untuk melanjutkan membaca tulisan sampai selesai.

Setelah menyelesaikan suatu tulisan, ku diamkan beberapa saat lamanya untuk menetralisir distorsi otak dengan melakukan kegiatan lain, misalkan baca-baca lagi artikel-artikel terbaru di Kompasiana, atau melakukan aktifitas-aktifitas lainnya, karena otak manusia butuh di restart dari nol lagi ketika selesai melakukan suatu aktifitas.

Setelah melakukan aktifitas-aktifitas lain, pikiran pun menjadi baru kembali, sehingga ketika berkutat kembali dengan draft tulisan tersebut, maka akan terlihat dengan jelas bagian mana yang terlalu lebay untuk dibuang, atau bagian mana yang masih kurang dan harus dikupas lebih dalam lagi.

Biasanya selalu muncul lagi ide-ide baru yang nyantol di kepala, dan tanpa buang waktu, segera ku sisipkan di antara paragraph yang sinkron dengan ide baru itu. Setelah itu baru ku poles lagi tulisan itu dari awal, kata demi kata, kalimat demi kalimat, sampai ku rasa sudah puas dan sempurna, lalu postinglah aku tulisan itu.

Sekalipun tulisan yang ku buat itu sudah online, aktifitas edit tulisan pun tetap ku lakukan, karena mungkin saja ada yang terlewatkan ketika ku posting tadi. Ku edit sedikit demi sedikit, tahap demi tahap, menikmatinya, baca ulang lagi dari awal, barangkali ada bagian-bagian yang terlewatkan oleh aku, atau menghapus bagian-bagian yang kesannya terlalu vulgar dan over acting dan tak perlu disampaikan, dan lain sebagainya.

Bagi ku, menulis itu nikmat, ada ruang dan waktu yang terisi oleh kepuasan bathin, menikmati setiap alur kata yang dibuat, sehingga dada ini terasa plong dan nyaman rasanya. Penulis berkarakter adalah penulis yang konsisten dengan jati dirinya, tak berubah, dan tak lekang oleh jaman.

Selamat menulis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun