Mohon tunggu...
Mawalu
Mawalu Mohon Tunggu... Swasta -

Mawalu

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Begini Cara Siluman Polantas Tilang di Jalur Busway

16 Mei 2015   05:34 Diperbarui: 22 Desember 2015   18:30 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Upaya penertiban penerobos jalur Busway oleh pihak Kepolisian Republik Indonesia dalam kurun waktu 3 (tiga) hari ini di Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, patut dipertanyakan visi dan misi para penegak aturan itu.

Dalam 3 (tiga) hari ini, Polantas melakukan razia di tengah dan ujung jalur Busway. Pertanyaannya, apakah para Polantas itu niatnya mau menertibkan lalu lintas dari para penerobos Busway, atau memang sengaja mereka cegat di ujung jalur Busway supaya bisa tilang sebanyak mungkin para penerobos jalur Busway itu?

Akibat aksi Polantas yang cegar dan tilang diujung jalur Busway itu, ratusan kendaraan bermotor panik ketakutan, dan sontak berbalik arah melawan arus dan kabur dengan kecepatan tinggi. Ini bukannya tambah tertib malah tambah bikin runyam, dan macet enggak ketulungan sehingga perang klakson dan sumpah serapah pun tak dapat dihindari. Suasana jadinya kacau balau tak karuan.

Pagi ini aku baru bisa dapat kesempatan memfoto aksi para Polantas itu yang tilang di ujung jalur Busway di Mampang Prapatan. Terlihat raut kepuasan di wajah para Polantas itu karena banyak menjaring pengendara motor yang menyerah tanpa syarat tak mampu kabur lagi. Miris rasanya.

Jalan raya maupun jalur Busway dibangun dari hasil keringat rakyat, Polisi di gaji pun dari hasil keringat rakyat. Sejatinya, jalan raya dijaga dan ditertibkan oleh petugas yang digaji dari uang rakyat, bukan menjebak dan main kucing-kucingan dengan rakyat yang setiap pagi berburu dengan waktu mencari makan, supaya tak terlambat sampai ditempat kerja.

Aku sungguh kasihan dengan nasib para pemotor itu. Yang pasti, mereka jadi terlambat ke tempat kerja lantaran dicegat dan ditilang, belum lagi sampai di kantor kena marah dan bisa saja di SP oleh pimpinan perusahaan mereka lantaran terlambat masuk kerja.

Buru-burunya rakyat kecil di jalan raya juga untuk kemajuan negeri ini kok. Semakin cepat orang menuju tempat kerja, semakin lancar bisnis, maka, semakin maju pula bangsa ini, dan notabene secara otomatis kesejahteraan Polantas pun akan semakin baik.

Tugas Polantas bukan mencari kesalahan orang lain, akan tetapi menertibkan lalu lintas di jalan raya. Kalau mau tilang, jangan di ujung jalur Busway, tapi sebelum masuk jalur Busway. Anda tertibkan jalur masuk Busway, bilamana ada pengendara yang bebal dan nekat menerobos jalur Busway, baru anda tindak. Itu baru benar.

Tilang di jalan raya bukan solusi, tapi solusinya harus lebih banyak lagi Polantas yang jaga di jalan raya supaya pengguna jalan bisa tertib. Sebegitu banyaknya Polantas di Jakarta ini yang ada ribuan itu, kemana mereka? Tunggu mau tilang orang, baru muncul batang hidung mereka. Heran saja aku.

Pantas saja institusi yang paling dibenci rakyat saat ini adalah Kepolisian Republik Indonesia. Ini semua akibat ulah Polisi Lalu Lintas yang kerjanya mencegat orang dan tilang dijalan raya.

Itulah sebabnya, anda tak perlu heran kalau hasil jerih payah dan kesuksesan Polisi di bagian tindak pidana kriminal, Narkoba, dan pemberantasan Terorisme menjadi hambar seketika lantaran ulah Polantas yang kerjanya hanya jebak orang di jalan raya dan tilang rakyat kecil yang banting tulang bangun pagi-pagi subuh demi cari uang untuk hidup mereka dan keluarga mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun