Wanda Hamidah, mantan artis yang beralih profesi menjadi politisi yang baru-baru ini dipecat PAN dengan tak hormat itu, mengaku terus terang bahwa kalau pemilihan pilkada melalui mekanisme DPRD, maka satu orang bisa dapat 10 M, 20 M.
Mantan cem-cemannya si Raffly Ahmad, yang dulu pernah tersandung kasus pesta narkoba di Cilandak itu, selanjutnya mengakui terus bahwa politik uang di DPRD sudah menjadi rahasia umum.
Herannya aku, kok tak ada satu orang pun di DPRD yang lapor Polisi terkait ucapannya si Wanda Hamidah yang super cadas ini? Bukankah ini sudah masuk ranah pencemaran nama baik para anggota Dewan yang terhormat itu? Buktinya mana? Ada buktinya enggak?
Coba saja kalau Ahok yang bilang begitu, maka tamatlah riwayatnya. Padahal sebelumnya Ahok hanya melontarkan pernyataan dalam bentuk kalimat simbolis terkait ulah DPRD bilamana Pilkada melalui mekanisme pemilihan DPRD. Hanya formulasi penyusunan kata-kata simbolis saja. Akan tetapi para politisi yang bersemayam di gedung terhormat itu pada kebakaran jenggot dan ramai-ramai menggalang dukungan mempolisikan Ahok.
Tapi pernyataan tanpa tedeng aling-aling si Wanda Hamidah yang setajam belati menusuk jantung tembus sampai ke punggung dengan menyebutkan jumlah angka rupiah itu kok pada adem ayem saja? Kok tak ada gaungnya nih?
Atau mungkin saja para anggota Dewan itu berpikir halah si Wanda Hamidah ini sosoknya kurang menggigit seperti si Ahok itu. Enggak ngaruh. Jadi percuma saja kite-kite ngurusin si Wanda, buang-buang waktu saja kagak ade gunanye. Biarinlah dia meong-meong, toh nanti mingkem sendiri pulak. Mendingan kite-kite urusin si Ahok raja semprul yang koplak itu nyang bikin kite-kite darah tinggi pade kumat semua.
Ternyata benar kata Ahmad Akbar, dunia ini memang panggung sandiwara. Yang dibenci akan disikat habis, yang enggak dibenci biarin sajalah, tak ada urusan itu.
Dasar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H