Kalau mau langsung pasang ikatan dari bahan titanium yang bagus sebesar Rp. 125 ribu rupiah, kalau dari bahan Aloi hanya 30 ribu saja. Aku lalu memilih ikatan yang dari bahan Titanium saja karena lebih keren dan motifya juga bagus-bagus. Nanti setelah batu bacannya sudah bening dan kristalnya terbentuk dalam batu, baru ku pasang ikatan yang mahal sekalian.
Total keseluruhan yang harus ku bayar sebesar Rp 195 ribu. Aku lalu mengiyakan tanda setuju, dan sambil menunggu, aku ngobrol dengan pemiliknya, pak Wahyu. Ternyata pak Wahyu ini baru buka usahanya sekitar enam bulanan.
Sebelumnya ia sewa tempat agak ke atas, namun karena kurang terlihat dari jalan raya, ia lalu pindah agak ke bawah yang lebih luas dan lapang tempatnya, dan pula terlihat jelas dari pinggir jalan raya arteri TB. Simatupang.
Sewa tempat ia bayar Rp 5 juta per tahun. Ia mempekerjakan tiga orang pekerja untuk potong, poles, dan lain sebagainya. Satu orang khusus menangani batu bacan karena sudah ahli dengan seluk beluk batu bacan. Ketiga pekerjanya adalah sanak keluarganya yang ia bawa dari kampung.
Pak Wahyu beli tiga mesin gerinda dan satu mesin khusus untuk potong batu. Harga per mesin gerinda sebesar 2,3 juta rupiah. Setiap tiga bulan sekali harus ia ganti mata gerinda karena aus. Kalau tak diganti, maka potong dan proses pembentukkan batu akan makan waktu yang lama. Harga mata gerinda per pcs sebesar Rp 700 ribu.
Selain potong dan poles batu, pak Wahyu juga menjual bahan mentah segala jenis batu. Ada batu Sungai Dareh, Kalimaya, Bio Solar Aceh, Panca Warna, Kecubung, Pacitan, Raflesia, Bacan Doko dan Bacan Palamea, Lavender, Black Opal, dan lain sebagainya. Bahan mentah batu-batu mulia itu ia beli dari supplier langganannya.
Omsetnya dalam sehari ternyata cukup besar juga. Dalam sehari satu orang pekerjanya menangani sekitar 30 puluh batu cincin. Sehingga total omsetnya bisa mencapai sekitar 2 jutaan per hari. Itu belum termasuk hasil penjualan cincin yang sudah jadi, berbaga jenis ikatan cincin, dan bahan mentah segala jenis batu mulia, plus ongkos potong bahan batu. Sekali potong harganya Rp 5,000.
Yang menariknya, usaha pak Wahyu ini ternyata hanya usaha sampingan saja. Pekerjaan tetapnya adalah karyawan perusahaan properti PT. Agung Podomoro Land Tbk. Setelah pulang kerja, ia pulang dulu ke rumah, istrahat sebentar, makan, baru pergi ke tempat usaha sampingannya itu sampai jam 12 malam.
"Buat hiburan saja, mas. Sekaligus menyalurkan hobi", ungkap pak Wahyu sambil tersenyum ramah.