Mohon tunggu...
Mawalu Si Pembully
Mawalu Si Pembully Mohon Tunggu... -

Banyak orang menulis bagaikan thriller psikologis dengan pola berpikir seperti orang epilepsi. Orang bebal ketika ditegur justru mengagulkan bebalnya itu dengan jumawa.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Wakapolri : Kalau Indonesia Anjingnya, Malaysia Itu Tainya

2 Desember 2012   01:15 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:20 1933
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhir-akhir ini kita disuguhi berita-berita yang memilukan hati. Selain gonjang-ganjing dunia perpolitikan dan perkorupsian ditanah air, kali ini kita dibuat miris didunia persilatan persepakbolaan tanah air karena selain Indonesia dicaci maki anjing oleh Malaysia, Tim Naas Squad kacangan Garuda juga dibuat keok 0-2 akibat digempur Harimau Malaya yang brutal di Stadion Bukit Jalil, Kuala Lumpur.

Selain Tim Naas dibuat malu oleh Harimau Malaya, Indonesia juga dipermalukan habis-habisan oleh Malaysia yang mencaci maki Indonesia anjing sehingga membuat Wakapolri, KomJen Nanan Sukarna, murka dan marah besar. Nanan bilang kalau Indonesia anjingnya, Malaysia itu tainya.

Harusnya Nanan itu tahu bahwasannya memang Timnas kita kemampuannya masih sangat jauh dibawah standard. Tak usah murka manakala kita dimaki anjing oleh Malaysia. Untuk mencapai seri saja susahnya bukan main, apalagi bisa menang di pertandingan itu 1-0 saja.

Jokowi yang nobar bareng warga pun sampai menepok jidatnya dan menundukkan kepalanya saat penyerang Harimau Malaya yang ganas itu merobek gawang Indonesia di menit ke-26 dan gol kedua di menit ke-30. Benar-benar memalukan. Bayar pemain mahal-mahal, tapi prestasinya nol besar. Hanya menghabiskan uang negara saja. Macam mana pulak itu?

Lain halnya dengan Nanan Sukarna, justru rasa nasionalismeku hilang lenyap terbawa angin malam atas kegagalan Skuad kacangan Garuda yang tak becus ini. Pertandingan itu memang sangat tak layak tonton. Hanya membuat malu negara kita saja. Benar kata Opung Ruhut Sitompul, ukur diri deh.

Bagaimana aku tak gundah gulana, lawan Laos saja sudah ngos-ngosan kewalahan hampir kalah, apalagi lawan Tim sekaliber Malaysia. Lawan Singapura baru bisa menang, itu pun setelah lawannya cuma sisa 10 orang saja. Jadi tak heran aku kalau kalah sama musuh bebuyutan si Malingsia itu.

Dari teknik cara umpan bola saja sudah kelihatan sekali performa M. Taufiq dkk sangat tak becus. Pemain-pemain yang berkualitas seperti Wangai, Titus Bone, Boas Salosa, dan Tibo itu disia-siakan hanya karena sentimen antar pengurus bermental korup yang bertikai.

Si Andy malarangeng itu harus bertanggungjawab benahi itu PSSI dan KPSI. Jangan hanya korupsi menghabiskan uang negara dengan alasan naturalisasi pemain, tapi hasilnya nol besar. Semua Pengurusnya bobrok dan lebih mementingkan jabatan dan diri sendiri dari pada kepentingan bangsa dan negara. Pemerintah harus segera turun tangan. Ini bukan masalah sepele, harga diri bangsa dipertaruhkan.

Tim Naas kacangan Garuda ini sama hancurnya dengan para Pengurusnya yang liar bermulut sampah, sehingga merusak tatanan persepakbolaan di tanah air. Pak Wakapolri tak perlu marah, sudah saatnya bangsa ini Revolusi dibidang Sepak kalau Indonesia tak mau malu dicaci maki anjing oleh negara lain.

Kekalahan Timnas ini adalah bukti nyata konflik berkepanjangan dan kekisruhan yang tak pernah selesai sama persis dengan serial Sinetron di Indonesia yang tak mutu sama sekali itu. Mahkamah Konstitusi perlu mengkaji ulang UUD 45 Pasal 27 Ayat 3 tentang WNI wajib bela negara dan UU No 3 Thn 2002 Psl 9 Ayat 2 huruf d tentang bela negara sesuai profesi WNI.

Sungguh ku sangat prihatin sekali.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun