Mohon tunggu...
Mawali Auliya
Mawali Auliya Mohon Tunggu... profesional -

Dia yang berilmu dan jujur, maka akan menjadi pilihanku, Dia kupilih sebab memang dia pilihan. Tak ada pilihan yang lebih baik kecuali yang sudah terpilih. https://twitter.com/cMawali

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Daripada Bingung!

8 April 2014   14:32 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:55 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Daripada pusing dan ngomelin mereka yang mencalonkan diri menjadi Dewan Legeslatif, lebih baik pusing gimana caranya bisa ikutan jadi Dewan yang mampu dan bisa memenuhi aspirasi dan keinginan Rakyatnya. Inilah slogan/somboyan Caleg-caleg baru, inilah alasan mereka ketika ditanya mengapa mencalonkan diri". Punya teman yang temannya temanku itu adalah Anggota Dewan, temanku pernah bercerita kepadaku tentang cerita temannya temanku yang Anggota Dewan itu, katanya: "Kamu jangan terikut oleh nada-nada sumbang tentang bagaimana Anggota Dewan" temanku bertanya" Mengapa? Jawab si Dewan "Sebab nanti kamu jadi pusing sendiri, bahkan bisa jadi menambah persoalanmu yang tadinya bukan persoalan". Temanku berkata lagi "Habis gimana aku bisa diam ketika mereka yang duduk menjadi Dewan kerjanya hanya memperdulikan harga diri dan harga rumah beserta isinya". si Dewan menjawab lagi "kok kamu ngomongnya seperti itu?" emang apa semua Anggota Dewan seperti itu?" kata si Dewan kepada temanku. Jawab temanku, "tidak semua sih" tetapi hampir kebanyakan dari mereka seperti itu" si Dewan ngejawab lagi! "Apakah aku seperti kebanyakan?" temanku terdiam dan tersenyum sambil ngelihatin si Dewan yang juga melihatnya" Kemudian aku bertanya kepada temanku itu. Mengapa kamu tersenyum? Jawab temanku "gimana aku tidak senyum toh dia memang berbeda dari kebanyakan mereka yang duduk menjadi Anggota Dewan. Apanya yang beda? Tanyaku lagi! Temankupun menjawab "Gimana tidak berbeda, Anggota Dewan yang lainnya disana, sedangkan temanku yang Dewan itu dihadapanku sedang bersamaku. Aku jadi bingung dengan jawabanmu! Temanku bilang kenapa mesti bingung? Gimana tidak bingung, bila jawabanmu mengandung banyak maksud dan arah! tandasku. Temanku ngejawab "Nah itu dia maksud dari jawabanku yang membuat kamu bingung. Apa maksudnya jawaban kamu? Tanyaku lagi. Laa yang kamu Tanyakan itu maksudku! Jawab temanku. Daripada aku tambah bingung akhirnya aku putuskan untuk menjawab versiku sendiri sambil berusaha untuk menjaga perasaan temanku yang punya teman Anggota Dewan. Aku coba jawab maksud dari tersenyummu dengan temanmu yang Dewan itu loh Nin!(Nama temanku Nina). Emang kamu tahu maksud dari tersenyumku Lia!(panggilan temanku). Coba nebak aje sih! Jawabku. Coba kamu utarakan jawabanmu itu Li!. Kamu tersenyum karena Anggota Dewan itu temanmu kan?  Walaupun temanmu yang Dewan itu tidak mengetahui maksud dari senyumanmu itu Nin!. Kamu tersenyum menjaga hubunganmu dengannya, bukan kamu mengerti arti dari jawaban teman kamu yang mengatakan dia berbeda dari yang lainnya. Kok kamu tahu? Ungkap temanku. Loh! kan kita temanan sudah sejak lama, jawabku. Oh iya! Kata temanku sambil tersenyum mendengar jawabanku. Kalau gitu kamu sudah tidak bingung lagi dong Li? Kata temanku. Tentu dong! Kan aku dan kamu berteman sudah sejak kita masih kecil dan saling mengerti satu sama lain, iyakan Nin? Oh iya, kan kita punya slogan waktu kita masih kecil dan sampai saat ini. Bingungnya teman kita merupakan kebingungan bersama, Jawabanya teman selayaknya kita hargai dan kita mengerti(slogan-ku dan temanku). Tulisan ini terinspirasi dari temanku yang mempunyai teman Anggota Dewan. Semoga tidak membuat bingung yang membaca tulisan ini. Sebab tulisan ini sekedar menceritakan ceritanya seorang teman. Salam kenal buat yang akan mengomentari, dan juga yang memberikan nilai dari tulisan ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun