Baru-baru ini, efek dari kepopuleran boneka Labubu mendorong saham Pop Mart hingga meroket pesat. Dikutip dari Kompas.com, Pendapatan Pop Mart pada semester pertama 2024 melonjak hampir dua pertiga menjadi 4,6 miliar yuan (setara dengan 642 juta dolar), hal ini menjadi salah satu bukti bahwa demand dan willingness to pay konsumen sangat mempengaruhi keadaan suatu bisnis.
Dibalik banyaknya peminat dari boneka monster dengan telinga kelinci ini, tentunya tidak dapat dipungkiri bahwa ada teori-teori ekonomi dan psikologi yang bermain di baliknya. Nah, yuk simak analisis perilaku konsumen yang bermain dibalik kepopuleran boneka Labubu ini yang nantinya dapat diterapkan di bisnis kamu!
Sigmund Freud, seorang tokoh psikologi, menyatakan bahwa terdapat dorongan alam bawah sadar manusia yang bermain di balik keputusan konsumen dalam membeli suatu barang. Hal ini dipengaruhi oleh keinginan alam bawah sadar konsumen  yang ingin diterima secara sosial serta pemenuhan kebutuhan emosional konsumen. Pemahaman atas faktor psikologis konsumen dapat menjadi kunci pengaplikasian strategi yang efektif dalam pemasaran produk.
Berikut adalah analisis perilaku konsumen dibalik kepopuleran boneka Labubu, serta pengaplikasiannya dalam strategi bisnis:
Persepsi Konsumen dan Peran Influencer
Awal naik daunnya boneka labubu ini mulai terjadi ketika Lisa Black Pink, seorang K-pop idol yang memunculkan Labubu di salah satu videonya yang kemudian menyebabkan konsumen berpersepsi bahwa boneka Labubu ini bernilai eksklusif karena seorang influencer terkenal menggunakannya. Persepsi ini yang mendorong konsumen untuk kemudian membeli boneka Labubu dengan harapan agar eksklusif.
Trik ini dapat diterapkan dengan mengendorse influencer terkenal yang sesuai dengan branding produk kamu. Contohnya, apabila ingin mempromosikan suatu produk makeup, influencer lokal seperti Tasya Farasya dapat menjadi pertimbangan mu dikarenakan image "Review jujur" yang diberikan dari influencer tersebut.
Eksklusivitas sebagai daya tarik
Kesan eksklusif yang diberikan dari boneka Labubu ini mendorong orang orang untuk membelinya, terlebih bagi boneka labubu yang berfungsi sebagai keychain yang dapat menjadi aksesoris tas yang dapat dibawa ke tempat umum tanpa terlihat berlebihan, konsumen cenderung akan lebih tertarik untuk membeli sesuatu yang dapat memberikan kesan eksklusif terhadap dirinya. Kasus seperti ini juga hampir sama dengan Sony angels hippers yang dapat menjadi aksesoris smartphone yang dapat dibawa ke tempat umum dan memberikan kesan eksklusif bagi sang konsumen tanpa terlihat berlebihan.
Hal ini dapat diterapkan di produk kamu dengan meningkatkan branding eksklusifitas suatu brand mu terlebih dahulu dan kemudian mengalih fungsikan suatu produk menjadi sebuah aksesoris yang dapat dibawa ke tempat umum.
Strategi marketing semacam ini telah diterapkan oleh beberapa brand lokal, salah satunya yaitu mad for makeup. brand ini membuat produk lip balm yang juga dapat berfungsi sebagai keychain, packagingnya yang unik dan aesthetic menambah kesan eksklusif dari produk tersebut. Hingga saat ini, produk dari Mad For Makeup ini sendiri telah terjual lebih dari 10 ribu produk di shopee.