Mohon tunggu...
Mavendra Pradipta
Mavendra Pradipta Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

KKM Kelompok 14 UIN Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Tanaman Herbal Sebagai Upaya Pengentasan Kemiskinan Ekstrem Dalam Bidang Kesehatan di Dusun Banjar Tengah, Desa Sumbersekar

4 Februari 2024   20:52 Diperbarui: 4 Februari 2024   20:59 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tanaman herbal merupakan tanaman yang mengandung senyawa aktif yang dapat dimanfaatkan sebagai obat alternatif penyembuhan dari penyakit tertentu. Pada masyarakat sendiri, obat dari tanaman herbal dapat diterima dengan baik karena bahan-bahannya bersifat alami dibandingkan dengan obat berbahan sintetik. Hal ini menjadikan tanaman obat banyak di budidaya di pekarangan rumah atau sering disebut Tanaman Obat Keluarga (TOGA) oleh masyarakat sebagai pertimbangan penunjang kesehatan keluarga karena mudah didapat dan harganya murah. Namun demikian, pilihan konsumsi obat herbal atau obat dokter kembali lagi pada masalah penyakit yang dideritanya dan sesuai dengan saran dari dokter yang berkaitan.

Berlangsung pada 10-12 Januari 2024, kegiatan penyuluhan jamu herbal yang dilakukan oleh KKM UIN Malang kelompok 14 menargetkan lansia yang memiliki riwayat tekanan darah tinggi. Mulanya dari kegiatan PKK dusun yang bertepatan dengan pengecekan rutin, tensi dan kadar gula darah pada ibu-ibu PKK. Dari hasilnya, ditemukan bahwa ibu-ibu dusun Banjar Tengah banyak memiliki hasil tensi yang tinggi. Hal tersebut mendorong untuk diadakannya kegiatan penyuluhan jamu herbal khusus untuk lansia yang dilakukan dengan cara sosialisasi tanaman herbal, manfaat, dan cara pengolahannya serta pengecekan tensi darah kepada lansia. Sosialisasi dilakukan secara door to door dengan berinteraksi langsung dengan lansia dan terdapat dampingan dari keluarganya.

(Dokumentasi pribadi)
(Dokumentasi pribadi)

Terdapat beberapa jenis tanaman yang dapat digunakan sebagai obat herbal dan juga berasal dari lingkungan dusun sendiri, seperti pegagan, daun Afrika, daun alpukat. Dan juga menambahkan tanaman sembung legi. Lalu bagaimana cara mengetahui tanaman tersebut memiliki manfaat untuk menurunkan tekanan darah tinggi? salah satu dari anggota kelompok memiliki pengalaman PKL di UPT Laboratorium herbal Materia Medica Batu sehingga dapat dipastikan keilmiahannya. Lembaga pemerintah di bawah dinas kesehatan memiliki fungsi sebagai pengembang tanaman obat dan obat tradisional, tugas ketatausahaan, pelayanan masyarakat dan pelayanan laboratorium herbal.

(Dokumentasi pribadi)
(Dokumentasi pribadi)
Sosialisasi berlangsung selama 3 hari, dengan jumlah lansia yang telah terdata sebelumnya memiliki riwayat tekanan darah tinggi berjumlah 25 orang. sosialisasi dilakukan dengan menjelaskan tanaman serta menunjukkan daun dan mempraktikkan cara pengolahannya. hasil dari pengolahan berupa jamu herbal yang dapat diminum setelah obat dari dokter, diminum sesuai dengan takaran sebanyak 100 ml sebanyak 3 kali sehari. Cara pengolahan sangat mudah dengan cara mendidihkan daun sebanyak ukuran kepalan jari telunjuk dan ibu jari (5-7 gr) sekitar 5 menit dan disaring. Tidak banyak lansia dari dusun Banjar Tengah yang memiliki pengetahuan tentang tanaman herbal dan cara mengolahnya. Namun sepasang lansia sudah sejak lama mengonsumsi air rebusan tanaman herbal, katanya "daun sirsak. "

Kegiatan ini ditutup dengan penanaman tanaman herbal di lahan posyandu, diharapkan masyarakat dusun dapat menggunakan daunnya sebagai obat alternatif untuk mengobati tekanan darah tinggi. Sebagai mendukung penyampaian materi, sebuah brosur dibagikan dan diletakkan di posyandu agar masyarakat yang akan mencoba dapat dengan mudah mempraktikkan. Setiap tanaman diberi patok nama, diharapkan masyarakat dusun dapat menambah pengetahuan tentang tanaman herbal yang dapat menjadi obat alternatif yang mudah dan murah. tidak hanya itu KKM UIN malang kelompok 14 juga membagikan jamu herbal sembung legi kepada lansia dan memberikan daunnya agar dapat diolah di kemudian hari.

(Dokumentasi pribadi)
(Dokumentasi pribadi)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun