Mohon tunggu...
Venty Mahendra
Venty Mahendra Mohon Tunggu... Freelancer - A perfectionist ambitious girl

A bunch of thoughts of a lonely perfectionist ambitious girl who writes all the overthinking and her negative thoughts in a poetry.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Seribu Wajah

1 Agustus 2021   15:54 Diperbarui: 7 Agustus 2021   15:03 705
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seribu wajah via piqsels.com


Kemarin kamu dicari.  Tapi tidak lagi pagi ini

Sudah sepertiga hari kusadur lirik akan tertangguhnya janji yang diteriaki lolongan perih

Habislah gempitamu ditinggal mati

Isak sekarang terdengar seperti tawa yang terkikih

Di seperempat hari serta - merta orang menjadi pujangga seakan berkompetisi saling memasuki delusi dirinya sendiri-sendiri. Beberapa berorasi, meneriakkan dalih - dalih layaknya seorang patih dibakar ambisi

Kusapa separuh diriku di ruang trimatra,  frustrasi ia diprovokasi spekulasi - spekulasi tak berteori

Sudah semalaman ini dia masih mencari-cari apa yang kubunuh di sepenggalah matahari pagi

Satu rupa jati diri kucabik menyertai belati merujam arogansi abdi diri yang kerap kali enggan untuk berkongsi

Wajah mana lagi yang harus kubasmi ...

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun