Jemariku berang setiap malamÂ
menuntut membiaskan dendam dalam risalah yang digores lantang
Sepi meronta, menuntut debar mau disebar
Otak luluh lantak
Tertunduk ia merunduk memagut bait-bait diantara deruk pena dan rasa tak bertajuk
Hilang sepertiga malamku dilebur dalam narasi bersimbur diksi dewa - dewi
Adalah fantasi seorang pengabdi sunyi kerap menari menjelma menjadi bait abadi
Tutur berapi dilebur gemuruh yang dirundung sepi
Tersebutlah tragedi hati menjadi konsekuensi antara emosi dan benci yang saling meratapi
Jikalau seorang bertanya, katakan akulah antologi sunyi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H