Mohon tunggu...
Mavada Pramudyani
Mavada Pramudyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - IAIN PEKALONGAN Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Prodi Pendidikan Agama Islam

"Yen kepingin mulyo, kudu gelem rekoso".

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Berpikir di Dunia dan untuk Dunia

10 Juli 2021   23:59 Diperbarui: 11 Juli 2021   01:30 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Dunia ini real kita tidak bisa menyangkalnya. Dunia terdiri dari banyak sesuatu. Sesuatu dikataka real jika: (1) bisa diindera dan (2) mempunyai efek atau dampak. Jadi, penting artinya kita untuk menyadari keberadaan kita di Dunia ini saat berpikir. Kita mesti punya kepekaan. Karena kita bagiam dari dunia ini dan menghadapi dunia ini, saat berfikir kita juga harus memperhitungkan realitas dunia ini. Berfikir di Dunia ini berarti kita menyadari bahwa pikiran kita akan dikonfrontasikan dengan realitas atau diuji dihadapan realitas, akan ada efek atau dampak sejauh sang pemiki dan orang lain yang mempercayainya dan membimbing tindakan mereka di Dunia. Itulah mengapa berpikir juga menuntut suatu tanggung jawab.

              Berfikir kritis adalah berfikir cermat,teliti, jernih, dan irasional. Berfikir kritis itu bukan untuk menjatuhkan seseorang atau mencari-cari kesalahan seseorang. Namun dengan berfikir kritis kita dapat menemukan jalan keluar terbaik dalam suatu permasalahan, dapatmenjelaskan sesuatu yang masih ragu-ragu atau belum ada kejelasan. Karena Berpikir kritis mencakup kemampuan untuk mengenali masalah dengan lebih tajam, menemukan cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut, mengumpulkan informasi yang relevan, mengenali asumsi dan nilainilai yang ada di balik keyakinan, pengetahuan, maupun kesimpulan. Berpikir kritis mencakup kemampuan untuk memahami dan menggunakan bahasa dengan akurat, jelas, dan diskriminatif (yakni, melihat dan membuat perbedaan yang jelas tentang setiap makna), kemampuan untuk menafsirkan data, menilai bukti-bukti dan argumentasi, mengenali ada-tidaknya hubungan yang logis antara dugaaan satu dengan dugaan lainnya.

Seorang yang berpikir kritis akan mengkaji ulang apakah keyakinan dan pengetahuan yang dimiliki atau dikemukakan orang lain logis atau tidak. Demikian juga seorang yang berpikir kritis tidak akan menelan begitu saja kesimpulan-kesimpulan atau hipotesis yang dikemukakan dirinya sendiri atau orang lain. Seorang pemikir kritis memiliki sejumlah karakteristik sebagai berikut:

  • Mengemukakan pertanyaan-pertanyaan dan masalah penting, merumuskannya dengan jelas dan teliti.
  • Memunculkan ide-ide baru yang berguna dan relevan untuk melakukan tugas. Pemikiran kritis memiliki peran penting untuk menilai manfaat ide-ide baru, memilih ide-ide yang terbaik, atau memodifikasi ide-ide jika perlu.
  • Mengumpulkan dan menilai informasiinformasi yang relevan, dengan menggunakan gagasan abstrak untuk menafsirkannya dengan efektif .
  •  Menarik kesimpulan dan solusi dengan alasan yang kuat, bukti yang kuat, dan mengujinya dengan menggunakan kriteria dan standar yang relevan .
  • Berpikir terbuka dengan menggunakan berbagai alternatif sistem pemikiran, sembari mengenali, menilai, dan mencari hubunganhubungan antara semua asumsi, implikasi, akibat-akibat praktis .
  • Mampu mengatasi kebingungan, mampu membedakan antara fakta, teori, opini, dan keyakinan

               Salah satu cara yang penting untuk mengembangkan sifat-sifat berpikir kritis adalah mempelajari seni untuk menunda penarikan kesimpulan definitif. Caranya adalah menerapkan orientasi persepsi ketimbang menarik kesimpulan final terlalu dini. Sebagai contoh, ketika membaca sebuah novel, menonton film, mengikuti diskusi atau dialog, hindari kecenderungan untuk menghakimi atau menarik kesimpulan tetap. Dalam berfikir kita akan berdampingan dengan sains karena sains adalah kelanjutan dari kehidupan kita sehari-hari. Ada beberapa alasan yang membuat sains/ilmu itu ada, antara lain:

  • Manusia dan kapasitas yang dimilikinya baik yang bersifat inderawi maupun non-inderawi. (di Planer Mars tidak ada sains dan kebudayaan karena disana tidak ada manusia).
  • Objek-objek realitas Dunia:
  • Sesuatu di Dunia(air,tanah,pohon,kera,manusia,bumi,galaksi,bahasa,dsb).
  • Peristiwa- peristiwa di dunia (peristiwa demonstrasi, kebakaran, kecelakaan, dsb).
  • Keterbatasan diri dan kebutuhan hidup manusia:
  • Manusia tergantung pada realitas diluar dirinya, misal untuk memenuhi  kebutuhan hidupnya.
  • Manusia memiliki rasa ingin tahu mengenai misteri alam semesta.

Manusia dianugerahi potensi dan kapasitas, tidak semua kapasitas manusia berkembang baik menjadi kapasitas lalu menjadi kapabilitas. Lingkungan dan konteks (sosial dan alam) sangat berpengaruh. Ada lingkungan yang menghambat, atau sebaliknya ada yang memungkinkan tumbuhkembangnya potensi tersebut.

"Ilmu atau sains membantu kita mengenali diri sendiri. Siapa yang mengenali diri sendiri akan mengenali potensi diri, kapasitas dan kekuatan yang dianugerahkan pada kita. Siapa yang tidak mampu mengontrol dirinya sendiri, akan dikontrol oleh sesuatu kondisi(prestasi,gelar,jabatan, "Ideologi politik maupun ideologi filsafat", dll) yang mungkin akan membuar kita jatuh (Lupa diri)".

Nama : Mavada Pramudyani

NIM : 2120158

Kelas : Filsafat Umum H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun