Mohon tunggu...
Mavada Pramudyani
Mavada Pramudyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - IAIN PEKALONGAN Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Prodi Pendidikan Agama Islam

"Yen kepingin mulyo, kudu gelem rekoso".

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kajian Filsafat Ilmu "Ontologi"

24 April 2021   14:34 Diperbarui: 24 April 2021   15:32 5277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengapa manusia berfilsafat? Apakah karena rasa ingin tahu yang besar? Atau kekaguman akan sesuatu? Atau kesadaran akan keterbatasan? atau mungkin keraguan akan sesuatu? Mungkin salah satu dari itu menjadi alasan seseorang berfilsafat. Ketika seseorang merasa heran mereka akan ragu-ragu dan mulai berpikir apakah ia sedang ditipu atau selama ini yang mereka alami hanyalah rekayasa. Berpikir secara mendalam, menyeluruh dan kritis seperti ini disebut dengan berfilsafat. Pengertian filsafat itu sendiri adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari secara mendalam yang menggunakan logika dan metode untuk mengkaji sebuah persoalan umum dan mendasar.

Pada kali ini kita akan membahas mengenai ontology filsafat. Kata ontology berasal dari bahasa Yunani, yaitu on/ontos: ada dan logos: ilmu. Menurut istilah Ontologi filsafat merupakan pengetahuan yang berusaha mencari akar dari permasalahan yang terjadi secara mendalam. Ontologi filsafat membahas mengenai hakikat filsafat, yaitu tentang apa pengetahuan filsafat yang sebenarnya. Ontologi mencakup banyak sekali filsafat, misalnya logika, metafisika, kosmologi, teologi, antropologi, estetika, etika,dan lain-lain. Adapun manfaat mempelajari filsafat antologi adalah membantu mengembangkan dan mengkritisi berbagai bangunan sistem pemikiran yang ada,membantu menyelesaikan masalah relasi, dapat mengeksplorasi secara mendalam pada masalah. Objek kajian ontologi adalah hakikat seluruh kenyataan yang nantinya, objek ini melahirkan pandangan pandangan (point of view) atau aliran-aliran pemikiran dalam kajian ontologi antara lain: Monisme, Dualisme, Pluralisme, Agnotisisme. 

Aliran-aliran ontologi :

  • Monisme : aliran ini menganggap bahwa hakikat sesuatu itu hanya satu dan tidak mungkin dua. Kemudian aliran ini terbagi menjadi dua:
  1. Materialisme: aliran ini menganggap bahwa sumber segala sesuatu atau hal yang benar-benar ada itu adalah materi, bukan rohani. Aliran pemikiran ini dipelopori oleh bapak filsafat yaitu Thales (624-546 SM). Dia berpendapat bahwa sumber asal adalah air karena pentingnya bagi kehidupan, Aliran ini juga disebut naturalisme.
  2. Idealisme : diambil dari kata “idea” yang berarti sesuatu yang hadir dalam jiwa. Aliran ini berpendapat bahwa hakikat sesuatu yang ada berasal dari ide yaitu pikiran bukan materi. Semua yang ada di alam ini merupakan bayangan dari dunia ide.
  • Dualisme : aliran ini berpendapat bahwa hakikat sesuatu yang ada itu ada dua yaitu materi dan roh. Tokoh paham ini adalah Descartes (1596-1650 M) yang dianggap sebagai bapak filsafat modern. Ia menamakan kedua hakikat itu dengan istilah dunia kesadaran(rohani) dan dunia ruang (kebendaan).
  • Pluralisme : aliran ini berpandangan bahwa segala sesuatu yang ada itu banyak, jadi bukan hanya materi dan ruh saja. Tokoh aliran ini pada masa Yunani kuno adalah Anaxagoras dan Empedocles menyatakan bahwa subtansi yang ada itu terbentuk dan terdiri dari 4 unsur yaitu tanah, air, api, dan udara.
  • Agnotisisme : Kata agnotisisme berasal dari bahasa Greek yaitu Agnostos yang berarti unknown (tidak diketahui). Jadi, agnostisisme adalah paham pengingkaran/penyangkalan terhadap kemampuan manusia mengetahui hakikat benda, baik materi maupun ruhani.[Amsal Bakhtiar, 2007:148]. Timbulnya aliran ini dikarenakan belum dapatnya orang mengenal dan mampu menerangkan secara konkret akan adanya kenyataan yang berdiri sendiri dan dapat kita kenal.

Aspek Ontolog

Aspek ontologi ilmu pengetahuan tertentu hendaknya diuraikan/ditelaah secara:

  • Metodis : Menggunakan cara ilmiah
  • Sistematis : Saling berkaitan satu sama lain secara teratur dalam suatu keseluruhan
  • Koheren : Unsur-unsurnya harus bertautan,tidak boleh mengandung uraian yang bertentangan
  • Rasional : Harus berdasar pada kaidah berfikir yang benar (logis)
  • Komprehensif : Melihat obyek tidak hanya dari satu sisi/sudut pandang, melainkan secara multidimensional atau secara keseluruhan (holistik)
  • Radikal : Diuraikan sampai akar persoalannya, atau esensinya
  • Universal : Muatan kebenarannya sampai tingkat umum yang berlaku di mana saja.

Kesimpulan 

Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa ontologi merupakan salah satu diantara penyelidikan kefilsafatan yang paling kuno. Ontologi berasal dari bahasa Yunani yang berarti teori tentang keberadaan sebagai keberadaan. Pada dasarnya, ontologi membicarakan tentang hakikat tentang segala sesuatu. Hakikat disini berarti kenyataan yang sebenarnya (bukan kenyataan yang fatamorgana).

Jadi, ontologi meliputi hakikat kebenaran dan kenyataan yang sesuai dengan pengetahuan ilmiah, yang tidak terlepas dari perspektif filsafat tentang apa dan bagaimana yang “ada” itu. Adapun monoisme, dualisme, pluralisme, nihilisme, dan agnostisisme dengan berbagai nuansanya, merupakan paham ontologi yang pada akhirnya menentukan pendapat dan kenyakinan kita masing-masing tentang apa dan bagaimana yang “ada” itu. (what’s being ).

Nama : Mavada Pramudyani (2120158)

Kelas : Filsafat Umum H

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun